VARTADIY.com, YOGYA - Pendapa Art Space kembali menjadi ajang pameran lukisan. Komunitas Lintas Batas menyelenggarakan Pameran Seni Rupa Nasional #4 bertajuk Mantra Cinta. Menampilkan karya 90 perupa. Berlangsung hingga 11 Maret 2023.
Direktur Pendapa Art Space Ganes Satya Aji mengungkapkan, Pendapa Art Space di lingkar selatan Tegal Krapyak Panggungharjo Sewon Bantul Yogyakarta merupakan salah satu ruang publik di Yogyakarta. Didirikan pematung Dunadi. Menyediakan fasilitas penyelenggaraan kegiatan seni dan budaya bagi para seniman dan masyarakat.
"Selain memiliki ruang galeri pameran seni dan ruang pertunjukan, Pendapa Art Space juga mempunyai ruang latihan, alat musik gamelan, fasilitas panggung terbuka dengan kegiatan pengalaman berkesenian, dan taman patung untuk pesta kebun. Ada juga Pendapa Art Space Podjok Coffee & Eatery dan Pendapa Art Space Limasan Homestay, rumah tradisional Jawa, untuk mendukung seluruh kegiatan," kata Ganes Satya Aji.
Baca Juga: 90 Perempuan Perupa Ramaikan Pameran Mantra Cinta
Baca Juga: Pentas KOALISI PaSKI: Pesta Banyolan Panen Pujian
Keberadaan Pendapa Art Space merupakan destinasi wisata seni lengkap.
"Pengunjung bisa menginap, sekaligus berkarya membuat karya seni, melihat pertunjukan seni, menikmati pameran lukisan, patung, dan berdiskusi bersama para seniman," tambah Ganes Satya Aji.
Perupa yang ikut pameran ini lintas generasi, lintas profesi, lintas kota dan provinsi. Tujuan dihelatnya pameran ini untuk mempersatukan para perempuan yang suka melukis. Baik yang menjadi profesi maupun yang menjadi hobi.
"Pameran bisa untuk media mengekspresikan kegelisahan kreatif diwujudkan menjadi karya seni rupa, sekaligus mempererat tali persahabatan perempuan perupa di DIY dan berbagai daerah di Indonesia," ungkap Watie Respati, penggagas dan ketua panitia pameran Mantra Cinta.
Sejumlah karya yang ditampilkan menguarkan dimensi estetik. Picuk Asmara mengangkat lukisan batik judul Sang Budha. Darmila Salam tegas dengan karya bertitel Lintuh. Sementara Nanik Sri Gunarni menangkap ekspresi seniman tradisi yang siap manggung. Judulnya Yuk Pentas Bro.
Lukisan simbolik Di Bawah Terangnya Rembulan disajikan Diyah Suyuti. Juga Eni Puji Astuti yang memajang karya Mantra Rasa. Karya Fransisca Angelina Cinta bertajuk Social Introvert layak direnungkan.
Karya Lully Tutus yang berukuran 150 X 120 cm memancing fokus perhatian. Berjudul Gemembyar, lukisan akrilik di atas kanvas ini menegaskan sebuah filosofi tinggi. Pelukis kelahiran 28 Maret 1980 ini mengingatkan, manusia tidak sendiri meski dalam keadaan terpuruk.
"Karya ini bermula saat saya pada titik merasa sendiri. Lampu mati, gelap. Keluar rumah sepi. Rumah saya dekat sawah. Beberapa menit setelah itu dari semak padi, rombongan kunang-kunang muncul. Memunculkan terang dan indah. Peristiwa itu menyadarakan saya, bahwa kita tidak sendiri. Tuhan memberi teman pada saat terpuruk atau sendiri. Ada kunang-kunang, cahaya," terang Lully Tutus yang tinggal di Mriyan Timbulharjo Sewon Bantul Yogyakarta.
