VARTADIY.com, YOGYA - Usai pandemi Covid-19, kegairahan dan semangat dunia musik semakin menggeliat, tidak terkecuali di Yogyakarta. Kegiatan pentas dan ruang-ruang hang out semacam resto, kafe dan coffe shop mulai hidup kembali. Para talent, praktisi musik dan penggiat hiburan lokal menjadi semakin optimis.
Sebulan ini, para pelaku dan penikmat musik classic rock dari generasi lampau alias para senior yang pada zamannya pernah aktif dan menjadi bagian dari dinamika musik rock di tanah air terutama di Yogyakarta, mendadak aktif kembali.
Diawali percakapan di grup WhatsApp akhirnya berniat membuat suatu kegiatan dalam format kumpul-kumpul silaturahmi, dengan menampilkan live musik yang dikawal grup Thorax, Fauzan feat Anterock yang mewakili band kalangan senior, serta Stallion band yang musisinya dari kalangan lebih muda.
Baca Juga: Camilan Harian Ebiet G Ade: Lanting
Baca Juga: John Deacon, Pebass Queen : Menghilang ke Mana?
Baca Juga: Marty Friedman Akan Sepanggung dengan Mantan Bandnya: Megadeth di Tokyo
"Acara ini sekaligus akan mendeklarasikan komunitas Yogyakarta Classic rock Yogyakarta sebagai wadah dan ruang silaturahmi sekaligus ruang apresiasi musik dari kita untuk kita," terang Fauzan, vokalis yang sering mengusung lagu God Bless dan Deep Purple.
Dengan perkembangan dunia musik era digital saat ini yang demikian pesat serta memunculkan begitu banyak kreativitas karya-karya lagu baru, para penikmat musik-musik lama yang masuk kategori everlasting membutuhkan ruang apresiasi sendiri yang lebih intens. Semacam merawat memori yang pernah memberi inspirasi kreativitas pada hidup mereka hingga hari ini.
"Ruang tersebut bisa menjadi forum dialektika antara pelaku musik jaman now yang tertarik dan membutuhkan inspirasi dalam proses kreatifnya, mengingat siklus suatu tren musik biasanya akan berputar kembali memunculkan nuansa atau idiom-idiom musikal masa lalu," terang Heri Machan, koordinator Yogyakarta Classic rock.
Ke depannya, menurut Fauzan dan Heri Machan, forum atau kegiatan ini akan berlanjut secara berkala melibatkan generasi muda musik rock dalam bentuk kolaborasi di atas panggung serta bertukar pengalaman seputar dunia musik.
Baca Juga: 10 Lagu Berpengaruh dalam Hidup Versi Mel Shandy, Brian Jikustik, dan Danny Sabian Hamda
Baca Juga: Alan White, Drumer Band Progresif Rock Inggris: Yes, Meninggal Dunia
Komunitas ini juga mengejawantahkan peribahasa atau pepatah bijak orang Jawa mikul dhuwur mendem jero, agar mulai membangun keakraban dan keintiman para pelaku musik lintas generasi dan tidak ada saling menyalahkan serta merasa paling benar. Yang baik diangkat untuk diapresiasi, yang buruk dipendam
jauh-jauh agar dilupakan. Itu misi dan tujuan dari komunitas Yogyakarta Classic rock.