VARTADIY.com, YOGYA - Karya memiliki nasib sendiri. Dalam kanvas bertumpang coretan banyak hal yang mampu diutarakan. Berbekal kemampuan mumpuni, salah satu pelukis senior Indonesia Hanafi Muhammad membuka pintu pameran tunggalnya bertajuk Af+ermasks. Berlangsung 13 Maret 2023 - 12 April 2023 di Gedung Utama Jogja National Museum.
Hanafi seniman dengan banyak talenta. Lukisan-lukisan abstraknya sangat menggoda. Pameran yang terbangun atas tiga seri lukisan: Sarung Basah Ayah, Developmentalism/Wadas, dan After Masks ini
merupakan puncak-puncak pencapaian artistik Hanafi yang khas.
Persiapan tiga tahun dalam kungkungan pandemi, Hanafi memamerkan 119 karya baik lukisan dan instalasi. Hanafi mantap tidak akan memamerkan sesuatu yang sudah ada. Semua baru.
Baca Juga: Azza Koto Duet Dua Lagu di Jogja Violin Fest #4 2023
Baca Juga: Dihelat di Pendapa Art Space Bantul Pameran Seni Rupa Mantra Cinta
"Keseharian kita dirusak pandemi. Jadi apa yang kita lakukan saat ini berbeda dengan perilaku sebelum pandemi. Kita harus mengawali hal-hal yang ada. Sensori mata kita tidak mampu menangkap hal-hal kecil seperti virus," terang Hanafi.
Menurutnya, dalam tiga tahun ini membuat sesuatu yang bisa dimangsa pandangan-pandangan ke depan. Perubahan yang muncul setelah pandemi memakai yang tidak dipakai sebelum pandemi.
"Karena pembaruan kolektif itulah saya memamerkan karya baru semua," ucap Hanafi di sela pembukaan pameran, Minggu 12 Maret 2023.
Hanafi menekankan jika ada sesuatu yang unik bagi yang mencermati pamerannya. Pameran ini bukan pameran lukisan, namun paparan. Sketsa ke depan. Ia menegaskan pula jika ia selalu ‘diajak’ karya- karyanya.
Baca Juga: Camilan Harian Ebiet G Ade: Lanting
Baca Juga: Beno Siang Pamungkas Siap Luncurkan Buku Puisi 'Panen'
"Saya mengikuti ke mana karya saya pergi. Dalam mengikuti karya-karya saya, saya mendapat banyak hal. Tidak melulu tentang uang, namun hubungan sesama manusia," ujarnya.
Menurut kurator Agung Hujatnkajennong, lukisan-lukisan Hanafi menghindar dari asosiasi langsung. Seketika dengan perspektif objek sehari-hari yang hanya menonjolkan coretan garis-garis lengkung maupun lempeng yang bertumpuk, rumit, kusut, bidang atau blok warna yang saling tubruk dan menumpuk, sapuan kuas spontan dan bentangan kanvas yang luas. (Risbika Putri)