VARTADIY.com - Penguasa boleh apa saja. Kalimat itu mungkin yang jadi kredo para pemimpin diktator. Tiran. Apa yang diinginkan, harus terlaksana dan terpenuhi.
Meski bukan orang nomor satu di Filipina, Imelda Marcos termasuk manusia yang semaunya sendiri. Merasa sebagai ibu negara, keinginannya harus terpenuhi. Baru enam bulan jadi istri Presiden Ferdinand Marcos, Imelda menunjukkan taringnya. Awal Juli 1966, The Beatles --band Inggris yang sedang moncer saat itu-- manggung di Bandara Internasional Manila. Imelda ingin, The Beatles main di Istana Malacanang.
Permintaan itu ditolak The Beatles. Karena kontrak main hanya di bandara. Tidak di istana. Meski dijemput polisi, The Beatles tetap menolak.
Baca Juga: Kenapa Manusia Membodohkan Diri?
Baca Juga: Floor Jansen Rilis Album Solo Debut 'Paragon'
Mungkin karena sedang ngetop, jawaban The Beatles agak nyinyir. "Jika Ibu negara ingin menyaksikan aksi kami, kenapa tidak datang saja ke kamar tidur kami untuk menonton pertunjukan khusus."
Imelda marah. Pun orang-orang yang begitu mencintai Imelda. Salah satunya Willie Jurado, kepala Bandara Internasional Manila. Saat rombongan The Beatles berada di Bandara Manila, bersiap pulang, tindakan simpatik dilakukan Jurado, pun orang-orang yang pro Imelda. Tak seorang pun boleh membantu mengangkatkan barang-barang The Beatles. John Lennon cs terpaksa menggotong peralatan sendiri ke pesawat.
Tidak itu saja. Brian Epstein --manajer The Beatles-- dipukul Jurado. Personel The Beatles juga menerima perlakuan serupa. Ditulis Manila Times, drumer Ringo Starr terkapar dipukul anak buah Jurado. Dan terpaksa merangkak, menyelamatkan diri. George Harrison dan John Lennon juga menerima tendangan dan
pukulan. Hanya Paul McCartney yang tidak terluka. Bisa melarikan diri menuju pesawat.
Kejadian itu membuat The Beatles trauma. Meski diotaki istrinya, Presiden Marcos sempat marah. Menyebut insiden tersebut mencemarkan keramahan rakyat Filipina.
Baca Juga: Parfum Tahan Lama, Gimana Caranya?
Baca Juga: Floor Jansen Rilis Album Solo Debut 'Paragon'
Imelda yang belum 'siap mental' menjadi ibu negara, mungkin merasa bersalah. Namun karena dalam tubuhnya teraliri darah tiran, tindakan dan kelakuan setelah itu, mencerminkan manusia bengis. Jahat. Menjadi diktator.
Imelda yang lahir 2 Juli 1929 kini masih hidup. Putranya, Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr menang Pilpres Filipina 2022. (*)