VARTADIY.com, YOGYA - The Melting Minds menghelat konser peluncuran album perdana di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta Jumat (3/6/2022) malam. Konser ini sudah direncakan sejak lama. Didahului tumpengan album sekaligus perkenalan artwork di Frogshelter Maret 2022 yang dihadiri produser, jurnalis, pegiat seni, dan kawan-kawan komunitas.
Promosi tidak hanya dilakukan via media digital maupun jurnalistik. The Melting Minds mempromosikan konser album penuh dari mulut ke mulut, lewat sejumlah gigs kolektif dan komunitas. Menggunakan zine yang diproduksi lalu disebarkan secara mandiri.
Slinky Bones (gitar, vokal), Dhandy Satria (gitar, vokal), Ahmad Tubagus (gitar), Gratia Simanjuntak (Drum), Wawakzk (Drum), Yafet Yerubyan (Synth), dan Marcellinus Yoga (Bass) maksimal di depan penonton. Tiap lagu dalam album perdana, "Alternete Universe" berujung teriakan dibarengi tepuk tangan keras para penonton. Mereka tampil prima, seolah-olah tidak bisa diruntuhkan dengan angkara murka. Maklum, konser ini ada setelah melewati berbagai peristiwa yang nyaris meruntuhkan tembok perkawanan,
Komplotan Psychedelic Rock itu memilih bentuk konser laiknya pertunjukan yang mengedepankan elemen visual. Para penonton 'diajak' berimajinasi lewat banyak tanda, seperti kostum yang mereka pakai. Para personel mengokupansi panggung mengenakan kostum laiknya para penyihir yang tak punya tempat pulang. Para penyihir yang seolah dipaksa menjadi pejalan yang tak pernah kehabisan tempat untuk singgah. Tata cahaya yang diatur sedemikian rupa plus membaurnya aroma dupa menambah kesan itu.
Konser dibuka dengan narasi singkat "Alternate Universe" yang diantarkan Lois N. Fathiarini. Narasi dari mitos-mitos yang ada dalam album semacam tuntunan bagi penonton menuju tawaran lain tentang realita: tak ada yang benar-benar sendirian di dunia ini. Pengeras suara yang disetting tim juga mengakomodasi keinginan The Melting Minds. "Possesing The Witch", "Digitized", "Evil Vermillion" yang kerap mereka bawakan di banyak gigs kolektif dan komunitas hadir dengan rasa yang lebih pedas dan lebar. Dengung suara di area pertunjukkan juga tak mengganggu.
Tubuh-tubuh yang 'dipaksa' setengah meriut itu akhirnya berontak juga ketika Yafet memainkan intro "Snake" yang diperpanjang. Mereka yang sejak awal pertunjukkan hanya menghentakkan kaki itu berdiri lalu merapat ke depan panggung. Tubuh-tubuh itu tak lagu meriut. Mereka mulai meliuk mengikuti bunyi dari synth Yafet.
Momen itu jarang terlihat di Societet. Momen di mana orang-orang memasrahkan tubuh mereka ke musik lalu mendengungkan koor di depan panggung berukuran 10x8 meter itu meruntuhkan kesan gedung Societet yang 'angkuh'.
Artikel Terkait
Bakal Kolaborasi Bareng Bob Sick dan Daniel Eks DeadSquad, Peluru Karet Siapkan Single
Dipepet Pandemi Bravesboy Nekat Gelontorkan Album 'Wake Up'
Maya Nilam Mulai Pancang Karier Solo