VARTADIY.com, YOGYA - Sejumlah puisi karya Menik Sithik
dibedah di acara Sastra Sompilan 12 Edisi 22 di Pendapa Asdrafi
Ndalem Pakuningratan Yogyakarta, Senin 19 September 2022.
Acara bertitel Episode Jalan Puisi Antologi Puisi Menik Sithik ini
dipandu Sabatina RW, dimoderatori Rina Nikandaru. Dibuka
pembacaan puisi berjudul Jalan Sunyi oleh Menik Sithik diiringi gitar Tole.
Menik Sithik yang lahir di Sragen, dibesarkan di Surabaya. Pernah
terlibat di Teater Alusedina dan Teater Institut. Pun gabung Limbuk
Cangik Community. Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya ini tinggal di Bantul Yogyakarta.
Baca Juga: September Ceria Fashion Festival Diikuti Desainer Jateng - DIY
Bedah puisi Menik Sithik ini juga dimeriahkan pembacaan puisi oleh Alyssa Putri Junedi (judul puisi: Doa, dan Nirwana), Niken
(Kebersamaan Ini, Frans, dan Nelangsa), Ina Sita Nuraina (Untukmu yang Tetap Melawan, dan Pada Nimas), Nuri Isnaini (Perjalanan Ini, Win, dan Melipat Mimpi), Padhang Arofah (Kertas Sejarah, dan Gua Garba), serta Sabatina RW (Rindu Pohon, dan Rindu Sunyi).
"Ini puisi-puisi yang masuk antologi lama, beberapa waktu lalu,"
terang Menik Sithik tentang puisi yang dibedah di Sastra Sompilan
12.
Menurut Menik Sithik, usia SMA sudah mulai menulis puisi. Namun
tak terlalu intens. Karena lebih banyak menjadi pembaca puisi.
"Begitu pindah ke Yogya, aku diasuh dan disemangati teman-teman, akhirnya pada 2012 membuat antologi Jalan Sunyi," ujar Menik Sithik.
Tentang Episode Sunyi, Menik Sithik mengaku, menemukan
kesejatian, mengenali dan memahami diri, bahkan berdialog
dengan Tuhan.
Baca Juga: Langen Thethelan Meriahkan FKY 2022 di Taman Budaya Kulonprogo
"Adakalanya di Episode Sunyi ini harus bergelut dengan batin,
berjibaku kenyataan, terkadang harus menerima segala keadaan.
Berdamai. Ada Tuhan, ada kasih, ada harapan, ada rindu, ada senja, ada kopi, ada apapun yang ingin ditemui, hingga akhirnya sunyi tersebut menjadi riuh. Riuh yang menentramkan," papar Menik Sithik. (*)