VARTADIY.com - "Bunda kersa (mau) sirloin steak?"
Pertanyaan itu mengawali percakapan Joko Santosa dengan Kanjeng Ratu Kidul, penguasa Laut Selatan. Bunda --begitu Joko menyebut Kanjeng Ratu Kidul-- menggeleng. Lalu menceritakan bahwa di keratonnya tidak ada masakan aneh-aneh. Menu ratu dan abdi dalem sama: sayur lodeh, pecel kecipir dan megana. Bunda menyukai sambal jenggot (parutan kelapa) dan brongkos.
"Tidak ngeses (merokok) atau nginang?" Joko bertanya lagi.
"Nak Dalem gemar cerutu Davidoff," jawab Ratu Kidul yang menyebut Sri Sultan Hamengku Buwana X sebagai 'nak dalem'.
Kalimat tersebut mengagetkan Joko.
"Jika diberi kesempatan tentu saya ingin konfirmasi apakah Gubernur DIY ini menyukai cerutu Kuba yang terkenal berat itu," tulis Joko dalam bukunya Ratu Kidul Gugat yang diterbitkan Pohon Cahaya.
Baca Juga: Imelda Marcos Otak Penyerangan The Beatles
Baca Juga: Unique Project Theatre Suarakan Resah Disabilitas Lewat Pentas
Buku setebal 128 halaman tersebut menceritakan pengalaman Joko Santosa bertemu dan ngobrol dengan Ratu Kidul. Dua percakapan di atas, amsal yang termuat di buku yang dieditori sastrawan Budi Sardjono itu.
Joko Santosa dikenal sebagai spiritualis. Tahun 1970-an mengibarkan bendera PKR. Joko mantan wartawan koran Minggu Pagi Yogyakarta yang kondang karena mengasuh rubrik Konsultasi Nasib. Saat di Minggu Pagi Joko kerap menghasilkan karya (tulisan) fenomenal. Salah satunya melakukan wawancara gaib dengan tokoh-tokoh yang sudah meninggal. Jika akhirnya terbit buku Ratu Kidul Gugat, jelas bukan sensasional. Pekerjaan lama yang dijalani lagi: melakukan wawancara gaib dan menulis.
Joko dengan gamblang menceritakan keadaan Keraton Saka Tunggal di kedalaman Laut Selatan. Pun mendeskrispsikan sosok Ratu Kidul. Dalam melakukan wawancara, Joko harus melakukan ritual di Parangkusumo.
Tak sedikit yang ragu dengan keakuratan wawancara tersebut. Dianggap hanya trik penulis dan penerbit dalam upaya mengangkat bukunya. Maka dalam pra launching buku itu di rumah Prof Dr Bakdi Soemanto (alm) Demangan Yogya, Selasa 19 November 2013, Joko menggelar ritual dengan sarana tumpeng dan jajan pasar, dupa serta bunga.
"Kenapa harus mengadakan ritual? Untuk menunjukkan bahwa Bunda bisa diundang ke sini melalui ritual. Jika Bunda datang, bisa memupuskan keraguan (yang memertanyakan wawancara Joko dengan Ratu Kidul)," ucap Joko.
Baca Juga: Buka Puasa di Warung Oyo Delish Milik Carlo Jikustik: Menunya Menantang dan Lezat