ASMAUL husna, merupakan nama yang mencerminkan sifat Allah. Terdapat 99 nama sekalgus sifat mulia Allah. Menurut Muhammad Naim, sifat-sifat mulia allah tersebut, di baliknya terseimpan ‘obat’ penyembuh atas berbagai problem kehidupan.
“Ada kiai ketika dimintai doa oleh seseorang karena yang bersangkutan punya hajat atau masalah tertentu, lalu sang kiai menyarankan agar melakukan wiridan dengan membaca salah satu asmaul husna yang artinya menjadi solusi dari masalah yang dihadapi orang tersebut,” kata warga kalasan yang sering disowani dimintai doa ini.
Misalnya orang tersebut menginginkan diberi kemudahan dalam mencari rezeki. Maka lazimnya, lanjut Naim, dia akan diberi wiridan asmaul husna yang artinya kurang lebih tentang sifat Allah sebagai maha pemberi rezeki. Misalnya Ya Rozaq, Ya Wahhab, Ya Ghoni dan sebagainya.
Baca Juga: LT Studio Gelar Live Music di Angkringan Kempel Sedayu
“Tentang jumlah dan komposisinya, tergantung penafsiran kiai yang disowani. Biasanya kiai akan melihat kapasitas dan kondisi orang yang minta doa,” ungkapnya.
Asmaul husna bisa diibartkan sebagai bahan resep obat kehidupan. Komposisi dan takarannya sangat tergantung dari analisis kiai yang memberikan ijazah. Satu orang dengan orang lain, satu kiai dangan kiai lain, komposisi dan dosisnya bisa berbeda.
Namun yang terpenting makna dari asmaul husna yang dibaca kurang lebih berarti sebagai jawaban dari masalah yang dihadapi seseorang.
“Kalau saya yang harus ditekankan adalah kesesuaian antara yang diucap lisan dengan hati yang mengucapkan. Ini lebih penting dibanding sekadar berhitung jumlah wiridan dan kapan waktu tepat mengamalkan sebuah wiridan,” jelas Naim.
Baca Juga: Herman Pedagang Berterima Kasih Kepada Presiden Jokowi. Ini Kisahnya
Selain sebagai pengobat atas masalah kehidupan secara umum, ada asmaul husna yang memang diykini khusus sebagai ikhtiar penyembuhan bagi yang sedang sakit medis. Di antara asmaul husna ada Asy Syaafii.
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan : “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta perlindungan kepada Allah untuk anggota keluarganya. Beliau mengusap dengan tangan kanannya dan berdoa :
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari 535 dan Muslim 2191).
Makna dari Asy Syaafii adalah Zat yang mampu memberikan kesembuhan, baik kesembuhan penyakit hati maupun penyakit jasmani. Kesembuhan hati dari penyakit syubhat, keragu-raguan, hasad, serta penyakit-penyakit hati lainnya, dan juga kesembuhan jasmani dari penyakit-penyakit badan.
Tidak ada yang mampu memberikan kesembuhan dari penyaki-penyakit tersebut selain Allah Ta’ala. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan yang berasal dari-Nya. Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Dia (Allah).
Dalam ikhtiar penyembuhan terhadap penyakit melalui fadilah dari asmaul husna Asy Syaafii, lazimnya dilakukan secara istikamah membaca wiridan tersebut.
“Sambil tetap minum obat atau herbal bila sedang mengalami penyakit medis. Apabila wiridan dilakukan dengan bantuan orang lain, lazimnya menggunakan media entah madu atau air putih. Menurut saya, media hanya sebagai sugesti. Yang terpenting adalah keikhlasan dalam berdoa dan mendoakan,” ungkapnya. (***)