Ada pengalaman tak terlupakan. Ia menyelamatkan kucing liar.
Suatu hari kucing liar itu berkelahi dengan kucing liar lain.
Denok berusaha memisahkan. Namun ia malah diserang kucing
liar lawan kucing asuhnya. Ia dicakar, digigit, yang membuatnya tak bisa jalan selama tiga bulan. Sempat masuk IGD.
Tak kunjung membaik, tetangganya bernama Rika mengajak ke
sebuah rumah sakit di Bantul. Dokter kaget melihat luka Denok.
"Setelah cerita kronologi, dokter itu memberi obat istimewa,
dua minggu langsung sembuh. Dan dokter itu tak mau dibayar.
Gratis. Ternyata beliau pecinta kucing juga," kenang Denok.
Ditambahkan Denok, jika ada kucing yang meninggal, suaminya
yang berprofesi sopir sering menangis. Merasa kehilangan.
"Setelah menikah 23 tahun belum dikarunia anak, kucing-kucing itu momongan kami. Meramaikan rumah, jadi teman," tandas Denok.
Kenapa adopsi kucing, bukan anak?
"Saya maunya saudara kandung. Misal anaknya kakak, atau anak adik. Tapi sudah pada tutup produksi. Kalau adopsi dari orang lain atau panti, saya takut nasab dan silsilah tidak jelas. Buka apa-apa, tapi tanggungjawab ke depan tidak berani. Misal
ternyata besok anak saya nikah dengan saudara sendiri atau
saudara susuan," beber Denok. (***)