VARTADIY.com - Donasi biasanya pada orang. Namun Kanjeng
Mas Ayu Luwy Utami SIP berdonasi rutin pada binatang gajah.
Hal itu dilakukan Luwy karena sangat sayang terhadap binatang
berbelalai tersebut.
Tiap bulan ia sisihkan uang untuk didonasikan pada gajah-gajah
di kebun binatang Gembira Loka Yogya, dan Borobudur
Magelang.
"Berapapun yang saya punya, saya donasikan untuk gajah, bukan
hewan lain. Saya sangat mencintai gajah sejak kecil," ungkap
Luwy yang juga terlibat di World Wild Fund (WWF), organisasi
internasional yang menangani masalah konservasi, penelitian, dan
restorasi lingkungan.
Baca Juga: Nyanyi Lagu Rock, KRSB Roses Kenang Perjuangan RA Kartini
Warga Sekarpetak Gedongan Bangunjiwa Kasihan Bantul ini
menyantuni gajah sejak tahun 1993 hingga sekarang. Kedekatan
dengan gajah sering menimbulkan kontak batin. Pernah saat
mengunjungi Kebun Binatang Ragunan, salah satu gajah tertua
bernama Bona kurang bergairah hari itu. Luwy merasa aneh.
"Tangan saya digenggam dengan belalainya lama sekali, tak
dilepas. Setelah saya usap kepalanya baru dilepaskan. Ternyata
Bona tahu hari itu saya terakhir mengunjunginya. Waktu itu saya
akan kembali ke Yogya setelah beberapa tahun tinggal di
Jakarta," kenang Luwy.
Kecintaan terhadap gajah berlatar sejarah keluarga. "Saat
mengandung saya, Ibu ngidam ingin dimandiin gajah. Dan
terlaksana. Setelah saya lahir kok begitu cinta gajah," kata
Luwy yang lahir di Medan 21 Oktober 1974.
Gajah sejak dulu menjadi hiburan nyata bagi Luwy. Dalam
keadaan senang atau sedih, gajah yang selalu dikunjungi. Saat
masih mahasiswa, di sela berkarya (melukis), rekreasinya selalu
menengok gajah-gajah di kebun binatang.
Tidak hanya tangan kosong. Luwy selalu membawa oleh-oleh buat
para gajah. Seperti apel, Davos (permen kesukaan gajah), atau
rumput ilalang bagian bawah. Uang kiriman orangtua, hampir
sebagian besar dimanfaatkan untuk menyantuni para gajah.
Sering berkutat dengan gajah, Luwy tahu masa horni, ciri
sedang senang atau sedih, pun makanan kesukaan gajah.
Mencintai gajah bukan main-main. Serius. Ibarat telah
ditakdirkan. Di rumah yang sekaligus galeri seninya di Jalan
Kasongan Raya, betebaran patung-patung gajah.
Luwy memang sengaja mengaplikasikan tanah kosongnnya untuk
taman gajah, agar bisa enjoy melihatnya. Pun agar orang-orang
bisa merasakan nuansa gajah. Secara tidak langsung taman
gajah itu telah mengedukasi masyarakat tentang gajah.
"Saya mencintai gajah tidak hanya secara patung saja. Di tempat
saya banyak patung gajah berbagai bahan, dari ukuran kecil
hingga besar. Jumlahnnya 900. Tidak semua hasil beli. Sebagian
buah tangan teman dan klien. Mereka tahu saya mencintai gajah.
Sehingga memberi hadiah yang bernuansa gajah," papar Luwy
yang pernah meraih penghargaan Citra Adi Karya Wanita 2011, 7
Wonder of Women, dan Inspirasi bagi Pemberdayaan Kaum
Wanita untuk Berkarya Nyata.
"Gajah itu simbol ilmu, simbol pendidikan. Kuat tapi tak sombong.
Punya kekuasaan tapi tidak makan temannya," tandas. (***)