VARTADIY.com - Ketika ekonomi kehidupan tidak karuan,
banyak jalan pintas dilakukan. Salah satunya mencari sugar
daddy. Berharap kesulitan keuangan bisa teratasi bila telah
mendapatkan sugar daddy.
Sugar daddy merupakan istilah bagi laki-laki yang menjanjikan
finansial pada seseorang yang lebih muda. Atau laki-laki dewasa
yang royal memberi uang pada kekasih atau simpanannnya, yang
berusia jauh di bawahnya.
Sugar daddy bukan fenomena baru. Sudah ada sejak dulu. Di
era sekarang lebih terbuka. Seorang cewek terang-terangan
mencari sugar daddy lewat facebook, yang otomatis akan
terketahui banyak orang.
Baca Juga: Memasuki Usia 68 Tahun, Ebiet G Ade Bersyukur Diberi Kebahagiaan
Di manca negara, hal biasa. Di grup Sugar Daddy facebook,
'iklan' seperti itu betebaran. Bahkan memosting disertai kalimat
keinginannya. Semisal 'Daddy plz', 'I need Sugar daddy.'
Tanpa menganalisa panjang, akan terketahui motif para pencari
sugar daddy tersebut, yaitu uang. Di zaman susah dan sulit
mengais uang, banyak orang bermimpi hidup enak. Karena
mencari kerja susah, atau bekerja namun hasilnya pas-pasan,
jalan pintas ditempuh. Mencari 'bos' yang mau menggelontorkan
uang. Imbalannya, tubuh dan kasih sayang imitasi.
Fenomena sugar daddy diakui psikolog Wahyu Bintari SPsi MPsi,
sedang marak. Biasanya hubungan ini didasari faktor keuangan.
Banyak anak muda, terutama cewek, kata Wahyu, ingin terlihat
wow. Bergaya hidup mewah dengan cara instan.
"Membeli barang mewah, jalan-jalan ke luar negeri. Banyak
meniru atau menjiplak gaya hidup idola mereka yang selalu
mereka jumpai setiap waktu di sosmed maupun media
elektronik," papar Dosen Psikologi Politeknik Negeri ATK
Yogyakarta itu.
Di usia yang masih belia rata-rata belum berpenghasilan cukup,
tapi keinginan memiliki barang-barang mewah menjadi alasan si
sugar babby mencari sugar daddy.
"Yang bisa memenuhi keinginan mereka," kata Wahyu, ibu dua
anak.
Anak muda seperti ini, di mata Wahyu, konsep dirinya tidak
jelas. Bisa disebabkan karena jiwa remaja yang masih labil dan
galau dalam proses pencarian jati diri. Pola asuh orangtua yang
terlalu cuek pada anak.
"Bisa juga karena lingkungan pergaulan yang membentuk mereka
terbawa arus gaya hidup jetset," papar Wahyu.
Wahyu menyarankan para orangtua meningkatkan perhatian
pada anak perempuan. Sebagai salah satu solusi menghindari
tragedi sugar daddy.