vartadiy.com- Letak geografis Indonesia berada di zona ring api. Terdapat banyak patahan, sesar dan palung yang ada di dalam bumi. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia berisiko rawan gempa.
Tidak ada yang bisa meramalkan waktu terjadinya gempa di suatu daerah. Yang bisa dilakukan adalah mengantisipasi agar bila terjadi gempa, sekecil mungkin risiko yang terjadi. Salah satu upaya adalah membangun gedung dan rumah tahan gempa, Pengertian tahan gempa di sini bukan berarti bangunan rumah tak akan rusak bila digoyang gempa.
Namun adalah rumah yang ketika digoyang gempa, risiko kerusakan dan korban yang ditimbulkan bisa seminim mungkin. Rumah tahan gempa terdiri dari konstruksi yang tetap bertahan apabila terjadi guncangan sekecil apa pun. Suatu konstruksi juga bisa dikatakan tahan gempa apabila fleksibel dan mampu meredam getaran yang muncul dari gempa.
Baca Juga: Sport Massage dan terapi ala UNY Diadopsi di Burundi Afrika Tengah
Apakah untuk membangun rumah yang masuk kategori tahan gempa harus berbiaya mahal dengan menggunakan material-material kualifikasi super?
“Kalau untuk bangunan besar yang keseharannya digunakan unuk aktivitas publik, persyaratan harus kokoh dan material super yang biaya besar, itu suatu keharusan. Namun apabila untuk rumah hunian, tidak harus seperti itu. Bahkan bisa dibangun dengan model sederhana berbiaya relatif terjangkau,” komentar Adam, kosultan pembangunan rumah.
Dijelaskannya, rumah berkategori tahan gempa bisa dibagun dengan biaya murah, pengerjaannya bisa dilakukan lebih cepat. Keberadaan produk material alternatif hasil inovasi industri penyedia bahan banguan, sangat mendukung konsep rumah sederhana tahan gempa dengan biaya murah.
Baca Juga: Novelis Sholeh UG: Era Digital Imajinasi Orang Arab Makin 'Liar'
“Dengan catatan, masyarakat harus sadar karena konsepnya tahan gempa dengan anggaran relatif murah, tak boleh berekspektasi bahwa rumahnya akan megah dan mewah,” sarannya.
Konsultan Balkon RancangBangun ini mengungkap, konsep rumah tahan gempa dengan biaya relatif terjangkau, bisa memadukan prinsip pembangunan rumah konvensioal dan cara instan. Kombinasi dua metode tersebut cocok diaplikasi pada bangunan baru.
“Struktur menggunakan metode rumah tahan gempa konvensional. Pondasi, sloof, kolom, balok disiapkan secara konveinsional dengan perhitungan dan standar material sesuai ketentuan. Untuk area dinding megadopsi prinsip rumah tahan gempa yang dibangun secara instan,” jelasnya.
Baca Juga: Dayu Rilis Mimpiku Mimpimu Karya Yunan Helmi
Lebih lanjut dijelaskan, dinding bagian luar menggunakan material modern yang berfungsi sebagai penyekat. Jika ingin cepat dan berisiko kecil ketika terjadi gempa, bisa menggunakan papan terbuat dari serat fiber. Selain kuat dan ringan pengerjaannya sangat praktis dan cepat.
Atap rumah acap menjadi sumber jatuhnya korban ketika terjadi gempa, karena roboh dan menimpa penghuni. Ini terutama terjadi pada konstruksi atap yang menggunakan material berat, seperti beton, kayu dan besi baja.
Artikel Terkait
Atap Gedung Runtuh, Ini Penyebab dan Solusi Mencegahnya
Fast House, Rumah Cepat Jadi Hemat Waktu dan Anggaran