VARTADIY.com, YOGYA - Menjelang akhir tahun 2022, tiba-tiba sega berkat banyak diburu pecinta kuliner. Nasi dengan berbagi lauk ini sangat unik karena dibungkus menggunakan daun jati muda. Kemudian diikat mendong, rasanya nyuss.
“Saya sangat suka mencari (sega berkat) jika ke Yogya,” kata Suhartoyo, warga Jatiwaringin Jakarta.
Suhartoyo sering bersama kerabat mengajak kelompok pemburu kuliner berburu nasi berkat. Dibungkus atau dimakan di tempat.
Baca Juga: Hanya di Kulonprogo, Sensasi Tiga Rasa Dawet Sambel
Sega berkat atau nasi berkat bungkus jati banyak yang mengatakan berasal dari Gunungkidul atau Kulonprogo. Ada juga yang menyebut dari daerah perbatasan Wonogiri dengan Gunungkidul. Terlepas asal makanan dari mana, sega berkat viral di kalangan pecinta kuliner.
Sebenarnya isinya nasi liwet yang pulen. Lauknya macam-macam, ada telur pindang, soun, oseng-oseng tempe, srundeng, tahu areh. Mayoritas rasanya agak manis atau gurih.
“Nasi berkat bisa juga disebut dengan nasi angsul-angsul,” kata Suwarni, penjual sega berkat di Purwomartani Sleman.
Angsul berarti pulang atau semacam balasan. Dahulu sega berkat ini diberikan kepada parta peserta yang mengikuti upacara kenduri atau selamatan acara tertentu.
Baca Juga: Kopi Lali Pakem : Makanan Unik, Bayar Seikhlasnya
Mengapa dibungkus daun jati? Karena di Gunungkidul misalnya banyak didapat daun jati daripada daun pisang. Ternyata tradisi semacam itu berlangsung sampai sekarang. Suwarni awalnya coba-coba menjual sega berkat saat pandemi Covid-19. Ternyata banyak suka, bahkan dari berbagai desa datang mencari sega berkat dagangannya.
Harganya juga tidak mahal. Yang biasa cukup Rp 8 - 10 ribu. Namun yang komplet bisa mencapai Rp 18 ribu. Anda tinggal memilih mana yang sesuai selera. (Ioc)