vartadiy.com- Dalam hal memaknai bangunan rumah, pola pikir masyarakat seharusnya dinamis menyelaraskan perkembangan zaman. Tidak lagi harus terpaku bahwa rumah ideal itu harus berdinding bata, tampilan terlihat megah, gagah dan kriteria lain.
Padahal bila belajar dari beberapakali peristiwa gempa besar yang terjadi di Indonesia, rumah dan gedung dengan kriteria seperti disebut di atas, justru berpotensi besar runtuh dan berakibat jatuhnya korban.
“Mindset masyarakat tentang rumah harus berubah. Jangan lagi kaku mengartikan rumah harus seperti ini, itu dan sebagainya. Pikiran-pikira konvensional tentang sebuah rumah harus diubah,” komentar konsultan rancang bangun Adam BW.
Baca Juga: Tahun Baru Imlek 2023: Dua Videoklip Dibikin di Singkawang Kalimatan
Masyarakat harus mengerti bahwa teknologi dan industri produk material rumah berkembang pesat. Para teknokrat, lanjut Adam, berinovasi menciptakan produk-produk material yang praktis, ekonomis dan bisa menjawab permasalahan yang terjadi.
“Di Jogja dan hampir semua wilayah Indonesia, permasalahan yang harus diantisipasi terkait bangunan rumah adalah potensi gempa. Fakta yang tak bisa dihindari,kita berada di zona ring fire dan berpotensi digoyang gempa besar,” jelasnya.
Berdasar realita tersebut, menuntut para praktisi rancang bangun mencari solusi agar rumah-rumah yang mereka kerjakan aman bila terjadi gempa.
Baca Juga: Enam Finalis Diplomat Success Challenge 2022 Dapat Hibah Modal Usaha Rp 2 Miliar
“Perlu digarisbawahi, arti aman dari gempa bukan berarti bangunan utuh. Namun potensi kerusakan dan timbulnya korban di rumah tersebut bisa diminimalkan,” ujarnya.
Rumah dengan material berbahan ringan, menurut konsultan di Balkon RancangBangun menjadi solusi untuk bangunan rumah di wilayah rawan gempa. Namun memberi kesadaran konsumen tentang hal ini tidak mudah.
“Problem utamanya pada mindset konsumen tentang rumah. Sebagian besar pandangan mereka masih konvensional. Rumah harus terlihat besar dan gagah. Padahal dari segi keamanan ketika terjadi gempa, bangunan-bangunan ‘gemuk’ tersebut justru rawan roboh,” ungkapnya.
Baca Juga: Galaxy A14 5G, Baterai Tahan Dua Hari
Selan itu, lanjut adam, dari segi pembiayaan,rumah-rumah konvensional yang oleh masyarakat diasumsikan megah dan mewah tersebut, membutuhkan biaya besar untuk membangun.
“Makanya saat ini yang diperlukan adalah mengubah pola pikir dan mau menerima inovasi-inovasi di dunia rancang bangun,” tegas Adam ketika ditemui di ruang kerjanya Balkon RancangBangun, Sentono Tamanmartani Kalasan Sleman.
Artikel Terkait
Atap Gedung Runtuh, Ini Penyebab dan Solusi Mencegahnya
Fast House, Rumah Cepat Jadi Hemat Waktu dan Anggaran
Rumah Berkonsep Kantilever Manfaatkan Area Melayang Agar Rumah Lapang dan Berfungsi Optimal