VARTADIY.COM, SOLO-Ketua Yayasan Kakak, Shoim Sahriyati ST menyatakan merasa bersyukur jalannya Workshop Pedoman Media Untuk Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, pada hari Jumat-Minggu (2-4 Desember 2022) di Atrium Premiere Hotel Yogyakarta, berhasil merumuskan panduan pemberitaan untuk media house advokasi hak kebebasan beragama dan berkeyakinan di wilayah Solo Raya
"Dengan adanya rumusan panduan pemberitaan untuk media house advokasi hak kebebasan beragama dan berkeyakinan di wilayah Solo Raya bakal memudahkan para awak media untuk meliput dari sebelum reportase, saat reportase hingga pasca reportase berbagai kasus kebebasan beragama dan berkeyakinan di wilayah Solo Raya khususnya," papar Shoim Sahriyati ST menutup Workshop Pedoman Media Untuk Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, Minggu 4 Desember 2022 di Atrium Premiere Hotel Yogyakarta
Workshop digelar oleh Yayasan KAKAK
bekerjasana dengan Search For Common Ground (SFCG) berkolaborasi dengan Solopos Institute dengan Manajer Solopos Institute, Sholahuddin.
Tim Solopos Institute yang memberikan materi
Workshop Pedoman Media Untuk Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, diantaranya wartawan senior Syifaul Arifin, Ichwan Prasetyo dan Ayu Prawitasari.
Sebagai peserta workshop 12 jurnalis yang bekerja di Soloraya.
Sementara itu, Manajer Solopos Institute, Sholahuddin mengatakan, panduan pemberitaan untuk advokasi kebebasan beragama dan berkeyakinan di Soloraya menjadi penting sebagai referensi jurnalis saat menulis isu-isu terkait kebebasan beragama.
Mengingat selama ini masih banyak media yang tidak pas saat menyampaikan berita tentang isu-isu yang terkait dengan kebebasan beragama.
“Panduan pemberitaan yang disusun akan menjadi panduan praktis bagi jurnalis agar mampu menghasilkan produk jurnalistik yang mendukung iklim kebebasan beragama khususnya di Soloraya,” papar Sholahuddin.
Baca Juga: Telkom Dukung Akselerasi Digital Sektor Peternakan dengan Platform Antares
Sementara Shoim Sahriyati, Direktur Yayasan KAKAK menambahkan
karena media memiliki peran edukasi dan advokasi sehingga harapannya pedoman yang dihasilkan bisa memudahkan jurnalis dalam menyajikan berita berkaitan dengan kebebasan beragama dan berkeyakinan dengan berpihak pada kelompok minoritas atau kelompok yang melanggar hak-haknya.
“Selain sebagai edukasi juga diharapkan negara bisa hadir untuk melakukan kewajiban dalam memenuhi hak-hak kelompok yang terlanggar haknya,” tutur Shoim Sahriyati, Direktur Yayasan KAKAK.
Ada banyak tantangan ketika sebuah media akan mengangkat isu kebebasan beragama dan berkeyakinan.
Beberapa tantangan yang disampaikan diantaranya, resiko ketika mengangkat isu kebebasan beragama adalah mendapatkan serangan atau bullyan, atau karena menghindari konflik pasca pemberitaan.
Padahal fungsi dari media untuk memberikan edukasi dan membela hak dari pihak yang lemah atau yang dilindungi.
Artikel Terkait
Workshop Panduan Pemberitaan Media House Kebebasan Beragama Berkeyakinan di Solo Raya. Isu Yang Mengemuka