VARTADIY.COM –SLEMAN- Belasan buku dan naskah kuna yang selama ini disimpan Harjuna Priya Husoda, warga Mlati Beningan Sendangadi Mlati Sleman, Rabu (13/9/2023) diidentfikasi dan didokumentasikan secara digital oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sleman berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan Sleman serta Dinas Perpustakaan dan Arsip daerah (DPAD) DIY.
Kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan Sleman Sri Wantini MPd mengungkap, pendokumentasian buku serta kitab kuna merupakan amanat undang-undang.”Tahun ini kami kembali aktif menginventarisasi da mendokumentasikan buku-buku kuna, tersebab dua tahun disebabkan pandemic Covid kami belum bisa optimal melakukan program pedokumentasian,” katanya ketika memberi sambutan.
Ada belasan buku dan kitab kuna yang kini disimpan Harjuna di rumahnya yang memang dijadikan pos kegiatan seni budaya bernama Rumah Budaya Keberyogyaan tersebut. Melihat bentuk fisik dari buku-buku yang disimpan pria pegiat seni budaya tersebut, koleksinya memang sudah berusia tua.
Bahkan beberapa buku terancam rusak, apabila tidak segera mendapat penanganan yang benar. Sehingga menurut Harjuna, upaya pemerintah mendokumentaikan kitab kuna, sangat bagus.
Buku menjadi salah satu karya budaya yang mewartakan peradaban teramasuk pemikiran-pemikiran yang berkembang pada eranya. Secara fisik, buku kuna juga mewartakan kemajuan teknologi cetak pada masa itu.
“Buku-buku tersebut merupakan warisan dari keluarga. Di keluarga kami ada tradisi mewariskan pusaka dan pustaka. Kebetulan saya diberi pusaka berupa 2 keris dan pustaka berupa kitab kuna dari keluarga,” ungkap Harjuna.
Beberapa buku kuna yang kini disimpan Harjuna bersi syair barzanji dan selawat. Kebetulan latar belakang keluarganya berasal dari pertemuan dua jalur, yaitu ulama dan bangsawan keraton. Dari jalur ayahnya, mengalir darah keraton dan ulama. Sedangkan aliran darah sang ibu, mengalir darah Kyai Bening, tokoh ulama yang menjadi cikal bakal dusun Mlati Beningan dan masih keturunan Sunan Kalijaga.
Salah satu buku kuna yang dikoleksi Harjuna adalah Serat Ambyo. “Ini warisan almarhum bapak. Dulu beliau hanya pesan bahwa Serat Ambyo merupakan pemberian eyang buyutnya. Berisi ksejarah Nabi (Muhammad). Kisah beliau dari lahir sampai wafat. Zaman dahulu Serat Ambyo dibacakan setiap malam selama selapan (35 hari) ketika ada kelahiran bayi,” tutur Harjuna.
Kasi Sastra dan Budaya Dinas Kebudayaan Sleman Ita Kurniawati dalam kesempatan tersebut megatakan, pihaknya aktif mencari keberadaan buku dan kitab kuna yang disimpan warga untuk didokumentasikan.
“Kita ingin buku dan naskah kuna terdokumentasi. Janga n sampai punah. Kami juga sedang berikhtiar mengembalikan buku-buku kuna yang pernah disimpan seorang warga di Berbah, namun setelah kami kunjungi ternyata sudah tak berada di tempat. Menurut informasi, barangnya sudah berada di Jakarta. Kams edang minta bantuan Pak Lurah sendangtirto utk mengupayakan agar buku dan naskah kuna tersebut kembali ke Sleman,” ungkapnya. (***)