VARTADIY.com, YOGYA - Dalam rangka mempercepat program Bantul Bebas Sampah, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok VI.B.3 memperkenalkan aplikasi Rapel kepada masyarakat Padukuhan Kurahan Bantul Yogyakarta. Sosialisasi dilaksanakan Selasa 6 Februari 2023.
Aplikasi Rapel merupakan aplikasi untuk masyarakat yang akan menjual sampah anorganik, yang masih memiliki nilai jual dan telah dipilah menurut jenisnya oleh pemilik sampah oleh pengguna aplikasi Rapel. Pengguna nantinya akan mendapat keuntungan dari menjual sampah.
Aloysius Pandu Pramudyo, mahasiswa KKN Unit VI.B.3 menyampaikan, bersama rekan-rekannya yaitu Dhiya'atul Izzati Tokan (jurusan Bimbingan Konseling), Gio Pramana (Pendidikan Bahasa Inggris), Lisa Indah Saputri (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), Farrah Diba (Akuntansi), Afnanda Muhammad Iqbal Saputra (Sistem Informatika), Iffa Putri Mahraini (Teknik Informatika), Qonitah Salsabila (Sastra Inggris), dan Nur Fatonah (Ilmu Komunikasi), mengundang pihak aplikasi Rapel tujuannya agar warga dapat memilah sampah dari rumah anorganik, juga menanggulangi sampah di Bantul, khususnya di Kurahan dengan cara lebih mudah.
Baca Juga: Penyair Semarang Beno Siang Pamungkas Tertipu Pariwisata Yogya
Baca Juga: Camilan Harian Ebiet G Ade: Lanting
"Setelah warga memilah sampah, pihak rapel akan menjemput sampah ke rumah masing-masing untuk dibeli dan warga bisa mendapat komisi dari pemilahan sampah tersebut. Poin pentingnya tentu kemudahan masyarakat dalam mengelola sampah dan nilai tambahnya bisa bernilai ekonomis," kata Pandu.
Kepala Dukuh Kurahan Murdiyono melihat antusias warga dalam sosialisasi yang berjalan lancar dan berdampak menghidupkan kembali rasa peduli dan kerja sama.
Baca Juga: Di Playen Gunungkidul, Ibu-ibu Belajar Nulis Cerpen Sambil Gendong Anak
"Dengan adanya KKN dari UAD, saya tentu berterima kasih sudah terbantu dalam
berbagai permasalahan dan menghidupkan kembali kegiatan rutin, terutama dari ibu-ibu seperti kegiatan posyandu dan lain. Seperti kemarin juga, kelompok ibu-ibu juga merasa mendapat pelajaran kembali saat mahasiswa melaksanakan kegiatan batik ecoprint, mereka mulai sadar yang ada di sekitar kita bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual," ujar Murdiyanto. (*)