VARTADIY.com, YOGYA - Komunitas Indonesia Gaya menggelar bincang budaya Menggaungkan Kembali yang Hampir Punah dengan mengangkat tema Prajurit Keraton Yogyakarta: Bagaimana melanjutkan pelestarian dan pengembangannya di Ndalem Yudhanegaran, Sabtu (4/3/2023).
Acara tersebut menghadirkan pembicara GBPH Yudaningrat, KRT Jatiningrat, dan Subandi Giyanto. Dimoderatori oleh Gayatri Wibisono dari komunitas Indonesia Gaya, selain mengupas sejarah prajurit Keraton atau bregada, perbincangan tersebut juga untuk mendekatkan generasi muda kepada sejarah.
GBPH Yudhaningrat menjabarkan perkembangan prajurit Keraton dari tahun ke tahun, di mana beliau pernah menjadi kepala prajurit Keraton Yogyakarta atau Manggala Yudha. Keprajuritan tercipta semenjak era Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan HB I.
Baca Juga: Senyum Mobile Siap Layani 45 Juta Nasabah Ultra Mikro Secara Digital
Seiring perkembangan zaman, peran prajurit Keraton tidak lagi untuk berperang namun untuk acara budaya dan keagamaan seperti Grebeg yang dilaksanakan Kraton. Serta adat lain misalnya perkawinan agung.
Menurut Gusti Yudha, Keraton membangun tata kota dengan kampung-kampung di mana batalyon atau regu prajurit Keraton tinggal. Di luar itu, ada kampung-kampung pedesaan dan yang paling ujung untuk menghadapi musuh adalah masjid Pathok Negara yang dipimpin Penghulu Kraton.
“Namun Prajurit Keraton tetap melaksanakan tugas, menjaga keamanan dan ketertiban di Keraton juga membantu Abdi Dalem," tuturnya.
Baca Juga: LavAni Juara Putaran Pertama Final Four
Prajurit Keraton mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang, dan merupakan adaptasi dari unsur militer dengan budaya Jawa. KRT Jatiningrat atau kerap disapa Romo Tirun menambahkan lebih dari 80 persen orang Ngayogyakartahadiningrat merupakan keturunan pejuang.
Meski sekarang sudah zaman kemerdekaan, peran prajurit atau bregada masih dibutuhkan, terutama di acara – acara budaya Keraton seperti Grebeg.
Romo Tirun juga mengajak masyarakat untuk terus melestarikan budaya prajurit Keraton khususnya kepada generasi muda. Selama ini orang tua mempunyai cara unik untuk melestarikan bregada dengan cara meregenerasi dirinya kepada anaknya, namun tidak sedikit pula yang muncul dari keinginan pribadi.
Sementara Gayatri Wibisono menjelaskan kegiatan ini diadakan untuk menghidupkan kembali budaya yang hampir punah. Kegiatan di Yogyakarta ini merupakan kegiatan perdana dari project Indonesia Gaya tahun 2023 dan rencananya akan dilaksanakan di beberapa daerah lainnya di Indonesia seperti Bali, Malulu dan Kalimantan dengan mengsusung budaya daerah masing-masing. (*)
Artikel Terkait
Ada Motif Batik Keraton Punya Daya Magis
Pameran Arsip Perkuliahan UGM Tempo Doeloe : dari Keraton ke Bulaksumur
Ketoprak Kolosal Hamukti Palapa SMP Joannes Bosco Yogya Sebarkan Virus Cinta Budaya
Rakernis Logistik Polri di Yogya Bernuansa Kearifan Budaya Lokal