VARTADIY.com - Bahaya pascaerupsi gunung Merapi pada Sabtu 11 Maret 2023, yaitu banjir lahar, kemungkinan. Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi Agus Budi Santoso mengingatkan terjadinya banjir lahar jika hujan.
Potensi tersebut dari hulu- hulu sungai sekitar gunung Merapi karena endapan awan panas yang baru maupun lama.
Bahaya kedua dari pergerakan baru kubah lava di puncak gunung Merapi, di samping dua kubah lava yang sudah ada.
Baca Juga: Yogya Bertanjak Gelaran Pemprov Riau Panen Pujian
Baca Juga: Stadion Manahan Solo Untuk Laga Final Piala Dunia U 20
"Kami mengingatkan masyarakat terutama di wilayah barat laut meningkatkan kesiapsiagaannya," ucap Agus dalam siaran pers yang disampaikan via Zoom dan live YouTube Badan Geologi, Minggu 12 Maret 2023.
Luncuran awan panas guguran gunung Merapi telah langsung menurun pada Minggu, atau sehari setelah terjadi erupsi berupa luncuran awan panas masif pada Sabtu 11 Maret 2023.
Menurut Agus, intensitas awan panas yang pada Sabtu 11 Maret 2023 yang paling tinggi. Saat ini masih terjadi namun intensitasnya menurun. Toh begitu suplai magma dangkal maupun dalam masih terjadi sehingga masih memungkinkan terjadi rentetan awan panas selanjutnya.
Akibat awan panas guguran gunung Merapi, terjadi hujan abu di sejumlah wilayah dalam dua hari terakhir. Sebaran dominan ke arah barat dan barat laut. Bahkan hingga Banjarnegara.
Baca Juga: Lima Cara Mendeteksi Kebohongan Seseorang
Badan Geologi masih belum mengubah status aktivitas dan rekomendasi pada gunung Merapi. Badan Geologi saat ini masih menetapkan status aktivitas Siaga atau Level III untuk gunung Merapi.
Masyarakat diminta tidak beraktivitas di sekitar puncak gunung Merapi dalam jarak 7 kilometer arah barat daya ke arah Kali Krasak, serta jarak 5 kilometer di sektor tenggara. (*)