VARTADIY.com, YOGYA - Buka puasa saat yang menyenangkan dan menentukan. Maka, makanan yang disantap harus pilihan, jangan asal-asalan. Karena puasa tidak saja menunaikan perintah Allah, juga bermanfaat bagi metabolisme tubuh.
Dietisien FK KMK UGM, Tony Arjuna SGz MNutDiet AN APD PhD mengatakan, puasa membuat badan secara fisik menjadi semakin sehat, sebab secara fisiologis melatih tubuh dalam pembakaran kalori. Hanya saja ada kebiasaan yang masih salah di masyarakat dalam pemilihan makanan saat buka dan sahur yang bisa memengaruhi kesehatan dan kebugaran tubuh saat menjalankan puasa.
Saat buka puasa makan dalam jumlah yang banyak sehingga menyebabkan gula darah dalam tubuh cepat naik dengan tinggi namun turunnya juga cepat. Menurut Tony, hal itu tidak sehat untuk badan. Membuat lemas dan ngantuk karena caranya kurang tepat.
Baca Juga: Rock Kangen: Pesta Musik Cadas dan Ajang Bersua Musisi Lama
Baca Juga: Hanisa Rachel Kejutkan Penonton Jogja Fashion Parade 2023 dengan Koleksi Houkago
"Saat berbuka perlu dilakukan pengaturan makan secara bertahap. Hal itu penting supaya energi yang dikeluarkan juga secara bertahap," katanya.
Makanan apa yang baik untuk buka dan sahur? Tony menganjurkan masyarakat mengonsumsi makanan yang sifatnya lambat dicerna tubuh. Seperti protein: daging, ikan, ayam. Untuk karbohidrat dianjurkan memilih yang kompleks seperti nasi merah, ubi, sereal, roti gandum utuh. Dibanding karbohidrat sederhana seperti nasi putih dan mie. Selain itu juga mengonsumsi buah dan sayuran karena tinggi serat yang lambat dicerna sehingga bisa kenyang lebih lama.
"Selama puasa, agar tetap sehat dan bugar kuncinya bukan makan mahal. Tapi makanan yang bervariasi, semakin variatif maka semakin banyak zat gisi yang diperoleh tubuh," katanya.
Psikolog UGM Dr Bagus Riyono MA Psikolog menuturkan, berpuasa bermanfaat meningkatkan kontrol diri. "Dengan berpuasa kita dilatih delay gratification atau menunda pemuasan dari makan, emosi dan lain," kata Bagus di ajang Pojok Bulaksumur di Kantor Pusat UGM, Senin 20 Maret 2023.
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini mengatakan, adanya jeda, tidak impulsif maka akan terjadi penurunan ketegangan (stres) dalam diri. Di samping itu saat menjalankan puasa, jiwa dilatih disiplin dan tekun, sehingga hati merasakan tenang. Puasa juga bisa melatih diri untuk merespons semua hal dengan lebih tenang, dengan begitu dapat menurunkan stres dalam diri.
Baca Juga: Bisnis Songsong Ramadan, Begini Panduannya
Baca Juga: Lima Ide Jualan Online Bulan Puasa, Apa saja?
Direktur Halal Research Center Fakultas Peternakan UGM Nanung Danar Dono SPt MSc PhD menyampaikan, pemilihan dan pengolahan bahan makanan memiliki pengaruh terhadap kesehatan tubuh.