VARTADY.com, Yogya - Seorang pengunjung Pameran Senirupa Rindu Rajaku duduk bersila. Bersemedi berjam-jam. Seolah berkomunikasi di depan lukisan para Raja Ngayogyakarta Hadiningrat. Semedi ini bukan rekayasa atau dibua-buat panitia agar viral dan mendapat simpati.
Pameran di Museum Sonobudoyo Yogyakarta hingga 22 Mei 2022 ini dalam rangka memperingati 111 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Wuri Hantoro, pelukis yang terlibat di pameran ini, mengaku heran, beberapa orang berkirim foto selfie dengan beberapa wajah para raja istimewa itu ada yang merinding. Bahkan ada yang seolah ada
penampakan bayangan. Kata Wuri, seorang kuncung yang dia kenal sebagai ahli metafisika seolah mengundang duduk bersila, bersimpuh di hadapan beberapa lukisan raja.
Baca Juga: Dukung Kota Kreatif Dunia, Digelar Fashion Show di Bantul
Baca Juga: Taman Budaya Yogyakarta Gelar Pameran 60 Karya Senirupa Koleksinya
"Saya tidak tahu persis, apa yang mendasari dia berkomunikasi dengan cara bersimpuh," kata Wuri yang saat melukis wajah-wajah raja itu pun mengalami banyak kejadian unik, misal pernah dalam melukis dalam mimpi, harus memulai doa karena pernah tanpa doa pewarna kering seketika.
Pameran yang digelar Dini Art Manajemen ini mayoritas menceritakan sosok raja Keraton Yogyakarta yang banyak diceritakan memiliki nilai lebih. Utamanya Sri Sultan HB IX yang meninggal pada 2 Oktober 1988.
Seniman Syarif Hidayat yang asli Jawa Barat pun butuh laku khusus untuk berani melukis kuluk raja dengan simbol hobo yang ditaruh di atas sofa hijau dengan banyak dikerubungi burung. Lukisan Syarif terasa sejuk dan sangat menyentuh.
Baca Juga: Anak Bukan Sumber Kesalahan Keluarga
GBPH Prabukusumo sampai mbrambangi melihat karya karya apik dan memiliki kekuatan dalam beragam makna. Seniman Nasirun juga menampilkan lukisan stampel di atas kayu yang sarat makna.
Taufik Ridwan, penyelenggara, menampik adanya nilai magis dalam setiap karya. "Orang memahami sebuah karya itu butuh laku dan ilmu, kalau sudah sampai pada strata tertentu menikmati karya seni membutuhkan kegiatan yang mungkin beda," ujar Taufik. (*)