VARTADIY.COM –KULONPROGO- Serbuan makanan dan kudapan dari manca negara, pada satu sisi bagus untuk perkembangan industri kuliner dalam negeri. Namun di sisi lain, ada yang perlu dikhawtirkan, yaitu keberadaan makanan tradisional yang mulai dilupakan.
Padahal, Indonesia kaya akan makanan tradisional. Namun keberadaannya mulai terkikis oleh zaman karena remaja era sekarang kurang memahami tentang hal itu. Tak sedikit makanan tradisional yang menghilang dari peredaran.
Salah satunya pis kopyor. Jajanan yang rasanya segar dan lezat ini merupakan kudapan legendaris. Dahulu pis kopyor banyak dijajakan di pasar tradisional berdampingan dengan kudapan lainnya, namun sekarang sangat susah mendapatkan pis kopyor ini, apalagi di perkotaan.
Baca Juga: Berpotensi Diuntungkan Sistem Proporsional Terbuka, PDIP Malah Ingin Pemilu Proporsional Tertutup
Prihatin melihat realita tersebut, sekelompok mahasiswa KKN UNY Panjatan IV Kulonprogo mengajarkannya pada warga setempat. Sekretaris KKN Panjatan IV Novita Herawati Purnomo mengatakan pis kopyor ini menggunakan bahan lokal yang ada di Panjatan yaitu kelapa dan pisang. “Tujuannya untuk menaikkan angka UMKM di desa ini” kata Novita.
Menurut penanggungjawab kegiatan Fizar Raga Alam, kudapan ini dimodifikasi agar terlihat lebih modern. “Pis kopyor ini agar terlihat lebih modern kami menggunakan alumunium foil agar lebih terlihat indah dan menarik” katanya.
Baca Juga: Dikeroyok 8 Parpol, PDIP Ada Maunya Dukung Pemilu Proporsional Tertutup
Bahan yang dibutuhkan 800 ml santan, 100 gram gula pasir, pisang 3 biji, roti tawar 6 pasang, kelapa muda 1 butir, 1 sdt garam dan 1 sdt vanili bubuk. Alat yang diperlukan adalah pengukus, pisau, talenan, piring dan sendok. Fizar memaparkan, cara membuatnya pertama kali bebus gula, vanili, garam dan santan. Aduk rata jangan sampai pecah.
Potong roti tawar dadu boleh dihilangkan pinggirannya atau tetap dipakai. Pisang dipotong-potong lalu ditata dalam cup bersama roti tawar dan kelapa muda. Tuang santan hingga terendam semua. Beri irisan daun pandan dan kukus selama 15 menit. Pis kopyor siap disajikan.
Menurut mahasiswa prodi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi UNY tersebut, lazimnya pis kopyor dibungkus dalam daun pisang namun dalam pelatihan ini digunakan aluminium foil agar mudah dan praktis. Apabila pis kopyor dibungkus daun pisang maka wangi daun pisang dan aroma daun pandan setelah dikukus akan menambah kenikmatan dalam menyantap kudapan ini.
Baca Juga: PKB Sleman 'Pelopor' Pemilu Proporsional Terbuka
Mahasiswa KKN UNY berharap dengan adanya pelatihan ini maka warga Panjatan IV dapat melestarikannya, bahkan lebih baik apabila dapat menambah pendapatan keluarga dengan menjajakannya. Pis kopyor merupakan salah satu kudapan yang memiliki nilai jual tinggi, baik dari segi rasa maupun pemasarannya karena jajanan ini sudah mulai langka. Salah satu peserta pelatihan, Marinah merasa senang dengan kegiatan ini karena memperoleh ilmu baru tentang makanan tradisional yang hampir terlupakan. “Semoga masih ada pelatihan tentang makanan tradisional yang nyaris lenyap dari pasar” ungkapnya. (***)