Vartadiy.com-Jogja- Predikat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai provisnsi termiskin di Pulau Jawa muncul berbarengan keluarnya data Badan Pusat Statistik (BPS) awal Januari 2023. Hal itu berdasarkan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2022.
Statistis Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono, mengatakan jumlah penduduk miskin di DIY pada September 2022 tercatat sebanyak 463.630 orang atau naik 8.900 orang dibandingkan pada data Maret 2022. Meski demikian, warga miskin di DIY pada September 2022 turun 10.900 orang dibandingkan data Susenas pada September 2021.
Baca Juga: Pemerintah Harus Tegas Agar Dunia Bisnis dan Ekonomi Tumbuh di Tahun Politik
Menurut Guru Besar bidang pemberdayaan masyarakat pedesaan UNY Prof Dr Sujarwo, sebenarnya DIY punya potensi menjadi provinsi maju dan masyarakatnya sejahtera. “DIY sebenarnya potensial untuk kaya, tinggal kesiapan masyarakatnya. Ada potensi pariwisata, pendidikan dan event-event budaya yang sebenarnya potensial untuk memberdayakan masyarakat,” katanya.
Selain potensi-potensi tersebut, DIY memiliki Dana Keistimewaan (danais) yang menurut Sujarwo sebenarnya bisa saja dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan. Seharusnya danais bisa digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat di luar kegiatan seni budaya.
Baca Juga: PesanTrend Indonesia, Ajang Audisi Santri Cilik di NET TV
“Yang terpenting adalah dimulai dari proses penyadaran, bagaimana masyarakat tidak memiliki jiwa miskin. Artinya mau berusaha mau mengembangkan dan mau berakulturasi dengan budaya yang ada untuk maju,” sarannya.
Setelah itu, lanjut Sujarwo, bagaimana kesiapan masyarakat bersama pemerintah desa dan pemerintah daerah untuk membekali diri dengan berbagai ketrampilan dan soft skill serta nilai-nilai kepribadian yang baik yang bisa dikembangkan.
“Dengan begitu akan terjadi saling asah asih asuh, saling membelajarkan. Yang kurang mampu dimampukan, yang memiliki menguatkan. InsyaAllah Jogja akan kuat,” tegasnya.
Baca Juga: Maghfiroh Izza Maulani, Anak Buruh Serabutan Lulus Cum Laude
Apalagi sekarang bermunculan anggaran-anggaran yang bisa dikelola untuk memberdayakan masyarakat. Salah satunya adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“BUMDes Jogja itu sudah maju-maju. Tinggal menjaga konsistensi dan keistiqamahan dalam pengelolaan dan pemerataan yang perlu dikembangkan,” kata Prof Sujarwo. (***)
Artikel Terkait
5 Guru Besar Dikukuhkan, Kini UNY Miliki 193 Profesor
21 Agustus di GOR UNY, Judika - Happy Asmara Bakal Goyang Jogja
Minggu Besok Judika dan Happy Asmara Goyang GOR UNY
Jossephine Daniella Iki Duta Kampus UNY 2022
Sport Massage dan Terapi ala UNY Diadopsi di Burundi Afrika Tengah