VARTADIY.com, YOGYA - Membaca puisi di panggung butuh kemampuan khusus, di samping bakat bawaan. Maka tidak semua orang bisa membaca puisi dengan baik dan indah. Dari yang sedikit itu, Maria Widy Aryani salah satunya.
Berkali diminta membaca puisi di acara penting. Tak berlebihan jika ibu empat anak ini dikenal sebagai pembaca puisi andal. Warga Manukan Condongcatur Sleman Yogyakarta ini sejak anak-anak hingga sekarang masih aktif membaca puisi. Padahal perempuan kelahiran 4 Juni 1964 ini juga berkesenian lain: menari dan menyanyi. Tapi puisilah yang mengangkat namanya.
Alumni IKIP Sanata Dharma Yogya ini saat menjadi guru di Papua (1987-2006), sering bikin pentas kesenian dengan memberdayakan muridnya.
Baca Juga: Imelda Marcos Otak Penyerangan The Beatles
Baca Juga: Kanjeng Ratu Kidul Suka Brongkos
Baca Juga: Anak Bukan Sumber Kesalahan Keluarga
Saat masih remaja, Maria Widy sering diajak penyair Kirdjomulyo dan kadang Linus Suryadi AG, membacakan puisi karya mereka di Senisono atau Purna Budaya Yogyakarta.
"Mungkin karena keseringan, akhirnya jadi seolah-olah terlihat andal," papar Maria Widy yang dikenal sebagai penulis cerpen.
Yang mengenalkan puisi pertama, Suwarna Pragolapati. Saat kelas 5 SD tahun 1975. Sejak itu Maria Widy senang membaca puisi. Kemudian percaya diri mengikuti berbagai lomba baca puisi. Sempat enam kali berturut-turut selama 6 tahun, menjadi juara I baca puisi tingkat pelajar. Tahun 1983 mendapat Penghargaan Prestasi Seni Pelajar Bidang Sastra dari Sri Paduka Paku Alam VIII, Wagub DIY kala itu.
Bagi Maria Widy, puisi sangat istimewa. Seperti sambal yang sangat pedas. Menggairahkan.
"Puisi ibarat ondol-ondol sangat pedas. Lapar ya tinggal makan, dinikmati, dan enak. Hehehe..," ujarnya.
Baca Juga: Kerajaan Majapahit Didirikan dengan Siasat Licik
Baca Juga: Santapan Lebaran: Go Kill, Kreasi Pak Ari Bakmi Prambanan