VARTADIYI.COM - Mendekati orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berperilaku agresif, sangat tidak mudah. Dalam mendekati, bisa berakibat celkaka. Apalagi bila dia membawa senjata.
Sukaryo Adi Putra -akrab disapa Mas Adi- dan Heni Mustikaningati –populer dengan nama Mbak Heni- , adalah pasangan suami isteri yang empat tahun belakangan kesehariannya akrab dengan ODGJ. Bahkan mereka aktif ke lapangan mencari ODGJ untuk didekati, Dan Diantar pulang ke rumah keluarga.
Aktivitas mereka didokumentasikan dan dipublikasikan melalui kanal YouTube Sinahu Hurip. “Kami ada ketertarikan dengan para ODGJ sejak 2007 silam. Setiap makan di luar dan kebetulan bertemu ODGJ, kami berusaha menyapa, mendekati dan memberi mereka makan. Lalu kami ajak ngobrol. Jadi kami tidak sekadar memberi makanan, tetapi mencoba kenal dan menjadi sahabat mereka,” tutur Adi.
Pandemi Covid-19 menjadi awal bagi Adi dan Heni untuk serius melakukan pendapingan terhadap ODGJ sekaligus berkreasi mendulang rupiah dari YouTube. Dan ternyata konten yang mereka tayangkan direspons ratusan ribu pemirsa.
“Terus terang, penghasilan dari YouTube untuk operasional. Termasuk untuk honor kru, terdiri sopir, cameramen dan editor video,” ungkap warga Kudus Jawa Tengah ini.
Rasa kemanusiaan dan keinginan mengembalikan para ODGJ yang liar di jalanan kepada keluarga mereka, menjadi dorongan utama Adi dan Heni dalam berkiprah di Sinau Hurip. Rasanya ada kepuasan ketika bisa mengembalikan ODGJ ke pada keluarganya da nada perkembangan postif mengarah kesembuhan mereka.
“Yang kami lakukan murni cinta kasih dan rasa kemanusiaan. Sering kali ada konten ODGJ yang kami buat seperti bersambung. Itu terjadi bukan kesengajaan. Tetapi karena kami harus menemui ODGJ tertentu paska kami kembalikan ke keluarga, karena ada amanah dari pemirsa yang harus saya sampaikan,” papar pria yang sebelum dikenal menjadi youtuber, berprofesi sebagai motivator ini.
Adi mengungkap, ada banyak dermawan memberi bantuan untuk Sinahu Hurip. Ada yang mengirimkan sarung, pakaian, peralatan mandi dan barang-barang kebutuhan ODGJ lainnya. Namun ada juga yang mengirim barang dikhususkan untuk ODGJ tertentu.
Informasi tentang keberadaan ODGJ, sebagian besar datang dari datang dari masyarakat. Namun ada juga yang ditemukan secara kebetulan.
ODGJ memiliki karakter berbeda atara satu dengan lainnya. Yang butuh perhatian dan kehati-hatian adalah mereka yang agresif. “Saya pernh kena tinju,” ujar Adi.
Selain perrnah ditonjok ODGJ yang akan didekati, Adi mengaku pernah mengevakuasi ODGJ di Serang banten yang tinggal di cungkup makam. Dia juga membawa 15 bilah senjata tajam. Untunglah, akhirnya ODGJ tersebut mau diajak bicara, dan senjata-senjatanya diambil oleh kru Sinau Hurip.
Pernah pula terjadi di Pati, ada ODGJ membawa parang yang beringas. Untuk mengatasinya, terpaksa melibatkan polisi dan TNI.
Adi mengungkap, sebagian besar penyebab ODGJ adalah kegagalan. Gagal mencapai ekspektasi. Realita kehidupan yang mereka jalani, jauh dari ekpektasi. Itu membuatnya frustrasi dan menggoncang kejiwaan..
“Termasuk gagal dalam percintaan. ODGJ bersebab gagal dalam hubungan cinta, selama ini sangat dominan,” jelasnya.