VARTADIY.com, SLEMAN- Jatuh-bangun pernah dilakoni Eko Agus Heryanto. Pengusaha agrobisnis berusia hampir setengah abad, namun wajahnya terlihat jauh lebih muda dari usianya itu, kini sukses berbisnis pupuk dan benih tanaman.
Menggapai apa yang dia raih sekarang, Agus harus menebus dengan perjuangan yang ibarat berdarah-darah.Tak cukup dengan keringat dan air mata.
Dia berkisah, semasa kecil tinggal di pelosok pedalaman kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Di sana hanya ada beberapa rumah panggung di tengah hutan belantara.
Baca Juga: Sukseskan Presidensi G20, LPS Dukung Meeting Forum CEO Bloomberg 2022
Meski kondisi memprihatinkan, Agus selalu mengingat pesan ibunya agar dia selalu optimistis. Ktika punya cita-cita, disimpan baik-baik dalam memori otak dan hati. keinginan tersebut selal u dan selalu diingat serta disiapkan langkah pencapaiannya.
Ketika kecil Agus bercita-cita ingin hidup berkecukupan, bisa punya mobil. “Sejak kecil saya sudah biasa cari uang. Sambil sekolah, saya jualan es. Ketika teman-teman istirahat dan bermain, saya duduk menunggu termos es sambil berharap ada di antara mereka membeli es yang saya bawa,” kenangnya.
Sekolah sambil jualan es dia lakoni sampai lulus SMP di Tasikmalaya. Saat SMA, perjuangan Agus lebih keras lagi. Kedua orangtuanya bercerai. Agus ikut bapaknya ke Grobogan Jawa Tengah.
“Bapak saya tukang mendring. Setiap hari keliling dari kampung ke kampung menawarkan perlengkapan rumah tangga dengan sistem kredit. Saya membantu bapak ikut jadi tukang mendring. Pagi sekolah, sore hari keliling jadi tukang mendring,” tuturnya.
Meski demikian, Agus termasuk siswa berprestasi. Nilai sekolahnya cukup bagus. Melihat kemampuan tersebut, sekaligus dalam rangka menggapai cita-cita ingin puya mobil, setelah lulus SMA, Agus melanjutkan kuliah.
Tahun 1993 mengikuti SMPTN (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri), dia diterima di Fakultas Pertanian UNS. Perjuangan hidup yang dia hadapi semakin keras. Dia kuliah sambil bekerja. Toh, Agus tetap mampu berpresasi dan mendapat beasiswa.
“Lulus kuliah saya diterima bekerja sales perusahaan mikrobia untuk peternakan di Solo. Bekerja selama 2 tahun, karier sebenarnya cukup bagus. Tapi saya punya pikiran, jika terus ikut perusahaan orang, kapan bisa punya mobil. Akhirnya saya keluar dan pilih berwiraswasta,” ungkapnya.
Bidang yang dia garap masih seputar petanian. Agus mengawali usaha pembuatan pupuk. Modalnya dari investasi beberapa orang yang tertarik dengan usahanya. Sayang, di tengah jalan usaha gagal. Agus mengalami kerugian besar, dan bahkan menanggung hutang Rp500 juta. Belum lagi para investor menuntut pengembalian modal yang mereka tanam.
Artikel Terkait
Ajaib! Sedekah Melepaskan Pengusaha Ini dari Situasi Sulit
Mantan Anak Gank Sukses Bisnis Gerobak Es Coklat dan Kopi
Smart Garden, Solusi Berkebun Tanpa Menyiram Tanaman
Ingin Sukses Beternak Ayam Kampung? Tak Perlu Modal Besar, Begini Caranya...
Agar Pohon Kelengkeng Berbuah Sepanjang Musim, Begini Rekayasanya...
Cuan Pepaya California Masih Menggoda
Sholawat Adrikni, Wiridan Membuka Kebuntuan