VARTADIY.com, YOGYA - Sejarah Taman Kuliner Condongcatur
Sleman akhirnya terkuak di ajang Tur Wicara Festival Kebudayaan
Yogyakarta (FKY) 2022, Kamis 22 September 2022.
Tur Wicara yang merupakan salah satu program FKY 2022, sore itu
menggelar kegiatan Susur Kali. Melibatkan dua tokoh masyarakat
Gejayan: Purwito dan Mbah Sabari. Sebanyak 30 anak muda
mengikuti kegiatan ini.
Susur Kali mendatangi enam titik. Titik pertama, peserta
diterangkan keberadaan watu gede di tengah Taman Kuliner
Condongcatur. Riwayat batu itu sangat mencengangkan. Tak
berlebihan hingga saat ini watu gede masih 'dihormati' masyarakat
sekitar.
Baca Juga: Bagi Alfredo Priyantory, Gagal Ginjal Bukan Gagal Hidup
Baca Juga: Kesenian Langen Thethelan: Satu-satunya di Dunia
"Setiap ada hajatan, permisi dulu pada yang menunggu di watu gede ini. Menurut orang pintar zaman dulu, penunggunya Ki Ageng Birowo. Jika ada hajat tidak pasang sesaji di sini akan amburadul (acaranya), bahkan membawa korban. Watu gede itu gawat sekali," terang Mbah Sabari, sesepuh Gejayan yang juga dikenal sebagai spiritualis.
Saat pembangunan Taman Kuliner Condongcatur, watu gede itu
diselamati.
"Pernah akan diangkat pakai buldozer. Tapi rantai buldozer patah.
Kejadian itu sampai tiga kali," tambah Mbah Sabari.
"Saya pernah 10 tahun kerja di Taman Kuliner Condongcatur. Dua kali ditemui penunggu sini. Orangnya berbadan besar, baju hitam,
memakai iket kemplengan wulung, rambut panjang. Tapi tidak
menghadap ke saya. Miring," jelas Mbah Sabari.

Dalam penyelenggaraan FKY 2022, watu gede juga dibikinkan sesaji. Purwito menerangkan pada peserta Susur Kali tentang sesaji yang kebetulan masih ada di lokasi.
Artikel Terkait
Festival Kebudayaan Yogyakarta 2022 Berbiaya Rp 3,8 Miliar Digelar 14 Hari
Langen Thethelan Meriahkan FKY 2022 di Taman Budaya Kulonprogo
Kesenian Langen Thethelan: Satu-satunya di Dunia