VARTADIY.com - Pemahaman Anak Berkemampuan Khusus (ABK) berbeda. Guru saat menerima ABK harus mampu menganalisa setiap masalah. Juga bersikap seperti guru pada lain.
Demikian diungkap tunjung praharanin TD SPsi ChCht ChPP di acara Bincang Pendampingan Anak Berkemampuan Khusus di Sekolah, yang diselenggarakan di GrendPa Coffe dan Galery Tangerang, 7 dan 8 Oktober 2022.
Acara ini diikuti 70 peserta terdiri dari guru dan orangtua. Tunjung
Praharanin yang berasal dari Piyungan Bantul Yogyakarta,
memberikan beberapa teknik belajar ABK.
Baca Juga: Sarasehan Sumber Yogyakarta Dikoleksi Leiden University
Baca Juga: Iwan Fals Ciptakan Lagu Kanjuruhan . Ini Lirik Lagunya
"Bagaimana tahapan yang harus dipantaui orangtua untuk deteksi
dini anaknya yaitu fisiknya, motorik kasar, motorik halus, emosi dan sosial, bahasa komunikasi, memori, serta kemandirian anak," terang tunjung praharanin.
Selain itu tunjung praharanin juga mengungkap risiko terlambat
bicara serta autis meningkat apabila penggunaan handphone lebih
dari dua jam sehari.
Ada beberapa ciri anak yang sudah ketergantungan pada handphone. Tidak ada minat melakukan aktivitas lain selain handphone. Anak akan kesal dan marah bila handphone diambil. Tidak mau atau tidak tertarik aktivitas keluar.
"Mengatasinya dengan membatasi waktu bermain HP. Umur kurang 18 bulan pemakaian HP 1 jam dengan video chating. 18-24 bulan jam penggunanan HP kurang 1 jam. Usia 2-5 tahun penggunaan HP 1 jam. Lebih dari 6 tahun, 1,5 jam sehari," urai tunjung praharanin, konsultan pendidikan ABK yang juga Kepala Klinik Tumbuh Kembang Al Mufti Tangerang.
Baca Juga: Sumonar 2022: Top 10 Kharisma Event Nusantara
Baca Juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Bima Sakti Setuju Kualifikasi Piala Asia U-17 Tanpa Penonton
Artikel Terkait
Awas, Anak Berkemampuan Khusus Jangan Sembarang Diberi Susu dan Buah