Kelompok tersebut terus berbenah menata organisasi. Tak hanya berkutat di bidang teknik produksi, namun yang tak kalah penting adalah sektor pemasaran.
Mereka berkoperasi. Koperasi menjadi pintu pemasaran produk benih lele Bokesan.
Kedisiplinan mengelola lembaga, menjadikan kelompok petani ikan dan koperasi Mino Ngremboko berkembang pesat. Terlebih setelah mendapat inovasi dan sentuhan manajemen dari Gunawan, warga setempat yang kemudian menyinergikan usaha perikanan dengan peternakan puyuh. Limbah peternakan puyuh digunakan sebagai pupuk organik penghasil plankton yang menjadi asupan pakan benih-benih lele.
Kehadiran sosok Gunawan yang bersinergi dengan Saptono terus berinovasi mengembangkan Mino Ngremboko. Gunawan berinovasi dengan manajemen dan pengembangan peternakan puyuh yang kemudian bersama beberapa koleganya mendirikan PT Peksi Guna Raharja di Bokesan.
Sedangkan Saptono yang saat itu tokoh pemuda setempat, konsen menata dan mengembangkan Mino Ngremboko yang kemudian meraih banyak prestasi dan menjadi rujukan nasional pengembangan usaha perikanan berbasis kelompok.
Baca Juga: Fitur Agree Traceability Permudah Penikmat Kopi Telusuri Sumber Kopi
Hingga saat ini Saptono masih menjabat sebagai ketua Mino Ngremboko. "Sebenarnya saya ingin ada regenerasi. Dan itu sudah berjalan sebenarnya. Kemarin sudah terjadi pergantian ketua. Namun karena pandemi Covid 19, untuk masa pemulihan, saya diminta lagi menjadi ketua. Tapi saya ingin jangan lama-lama. Harus ada regenerasi," kata Saptono yang juga menjabat ketua Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan Mino Ngremboko ini.
Menurut Saptono, salah satu kunci keberhasilan program di Bokesan adalah konsistensi pengurus melanjutkan program kepengurusan sebelumnya. Juga berkat kedisiplinan warga menaati aturan main yang ada di organisasi.
"Ketika terjadi pergantian pengurus, maka tidak boleh ada pergantian program. Yang ada adalah melanjutkan dan mengembangkan program," jelasnya.
Baca Juga: Ecoprint Batik Ani Seto Memesona di AEPI Fashion Festival 2022
Selain hal tersebut, yang tak kalah penting adalah pelaksanaan dari filosofi nama kelompok. Mino Ngremboko, lanjut Saptono, berarti ikan yang tumbuh berkembang.
"Kita berjuang mengembangkan potensi desa dengan basis ikan," ujarnya.
Kini, selain menjadi sentra usaha perikanan, Bokesan tumbuh mejjadi desa wisata dan pusat pelatihan dan edukasi usaha perikanan.
Para ibu juga terlibat dalam usaha pengolahan produk perikanan. Mereka mengolah berbagai produk olahan ikan, seperti ikan krispi dan abon ikan.
Artikel Terkait
Rp50 Ribu, Kunci Pembuka Kesuksesan
Smart Garden, Solusi Berkebun Tanpa Menyiram Tanaman
Ingin Sukses Beternak Ayam Kampung? Tak Perlu Modal Besar, Begini Caranya...
Survive Dihantam 'Badai' Saat Mengawali Usaha, Ari Nugroho Kini Tiap Hari Suplai Ribuan Bebek Potong
Cuan Pepaya California Masih Menggoda
Ada Motif Batik Keraton Punya Daya Magis
Sekolah Nyambi Tukang Mendring, Pernah Bangkrut Hutang Rp500 Juta, Kini Punya Pabrik Pupuk dan Benih