VARTADIY.com - Emosi tak terkendali saat suami mengajak anaknya main di tanah. Ana tidak suka dengan cara suami mengajak bermain anak tunggal mereka. Dianggap berbahaya pada kesehatan anak. Di mata Ana, anak kecil main di tanah sangat berisiko.
"Tanah kan kotor, bisa kena kuman, bakteri dan lainnya. Padahal anak masih lemah. Jadi harus dijaga, dijauhkan dari hal-hal kotor," dalih Ana.
Suami yang dipersalahkan punya alasan yang menurutnya masuk akal juga.
"Biar anak kebal. Menyatu dengan bumi. Kalau dimanja dari kecil akan lembek. Termasuk tidak tahan terhadap yang ada di alam terbuka. Maka harus diajari sejak dini. Ini juga masuk akal," kata suami Ana.
Baca Juga: Gitaris Jeff Beck Meninggal Dunia dalam Usia 78 Tahun
Baca Juga: Risiko Anak Gunakan HP Lebih dari 2 Jam Sehari: Terlambat Bicara dan Autis Meningkat
Pasangan yang telah menikah empat tahun ini memang kerap beda pendapat dalam pengasuhan anak. Berkali terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan ribut antara keduanya. Ana dan suaminya pernah saling ngotot saat saling mempertahankan alasan, si anak mandi pakai air hangat atau air panas.
"Hanya karena masalah itu kami berantem. Serius. Kami punya alasan yang menurut kami benar. Tapi kami tak mau mengalah, akibatnya ya ribut terus," papar Ana.
Sebenarnya Ana sudah berusaha mengalah. Namun suami terlalu esktrem di matanya. Akibatnya, ia tak bisa membiarkan. Melakukan protes. Salah satunya saat mengajari anak jalan di tanah. "Kalau di lantai nggak apa-apa. Lha ini di tanah. Semua orang tahu, banyak kotoran di tanah. Coba pikir itu," tandas Ana.
Terapis dan pekerja sosial Ganeneville Florida Amerika Serikat, Barbara Fraier MSW, mengakui banyak pasangan berbeda cara merawat dan mengasuh anak. Meski wajar, lama-kelamaan akan menjadi masalah besar bila tidak diperhatikan.
Beda cara mendidik dan mengasuh anak bisa jadi baik asal tidak terlalu jauh berbeda. Realitas itu memberikan si anak acara pandang lebih luas menilai orangtua, dan kesempatan memiliki hubungan spesifik serta spesial dengan masing-masing orangtua.
"Asal kedua orangtua masih bersatu dan sepakat akan hal-hal lain, ini akan jadi hal menyehatkan," tegas Barbara.
Sebuah keluarga memang harus harmonis sejak anak masih kecil. Pertentangan orangtua bisa mengakibatkan kejiwaan anak terganggu. Penelitian The University of Sussex, anak yang melihat kedua orangtuanya bertengkar berisiko memiliki masalah mental saat ia beranjak dewasa.
Baca Juga: Tak Punya Anak Setelah 23 Tahun Nikah, Pasangan Ini Adopsi Kucing sebagai Pengganti Anak