VARTADIY.com - Beberapa kali di facebook diunggah status tentang remaja yang kabur dari rumah. Peristiwa tersebut sangat mencemaskan. Bahkan kemudian menjadi diskusi panjang. Karena di media sosial, berbagai komentar pun bertaburan bebas. Ada yang peduli.
Tak sedikit yang malah berkomentar nyinyir, menganalisis dengan kalimat semaunya. Semisal, "Karena tidak diperhatikan orangtua", "Terbujuk rayu orang lain", atau "Korban kesibukan orangtua."
Komentar tak beraturan tersebut jelas memerahkan telinga. Belum jelas sumber masalahnya sudah dihakimi. Padahal 'minggatnya' anak disebabkan banyak faktor. Seperti pengakuan Trie, anak muda berusia 23 tahun, yang sempat meninggalkan rumah beberapa hari saat SMA.
Baca Juga: Perluas Transaksi Digital, BRI Jalin Kerja Sama dengan OPPO Indonesia
Baca Juga: Cak Nun Ngaku Salah Tapi Tidak Menyebut Nama yang Dihina Saat Minta Maaf
"Waktu itu sebenarnya hanya butuh ketenangan. Di rumah situasi tidak mendukung. Orangtua tidak mengerti permasalahan anaknya, hanya memaksakan kehendak. Karena tak kondusif saya ke rumah teman. Ngungsi tapi tidak pamit. Cari kedamaian. Nah karena tak pamit dan hingga beberapa hari, orangtua yang bingung menganggap saya kabur. Sempat geger keluarga," papar Trie.
Ketika memutuskan kabur dari rumah, tak ada pikiran tindakannya itu akan memuarakan masalah baru.
"Yang terpikir, gimana caranya mendapat ketenangan, serta ada teman yang bisa meringankan beban. Ya ke rumah teman. Cuma masalahnya tidak pamit. Dan HP saya matikan, karena tidak ingin diganggu siapapun," ujar pegawai swasta itu.
Ingat kejadian itu, Trie tertawa. Namun ia juga merasa bersalah, telah menyusahkan keluarga besarnya.
"Bayangkan, sampai ada keluarga yang ke orang pintar, menanyakan posisi saya di mana. Untung hanya berkembang di kampung saja. Coba kalau sekarang, bisa jadi foto saya diunggah di media sosial. Wah malu banget," tandas Trie.
Lain alasan Ratih minggat dari orang-orang yang dicintai. Ia merasa selalu disudutkan dalam banyak hal. Padahal versinya, ia yang benar. Muak dengan realitas itu, Ratih memberontak. Ia minggat. "Lari dari rumah. Tanpa tujuan. Ke luar kota," terangnya.
Jika Trie ke rumah teman sekolah, Ratih memilih nginap di hotel di luar kota. Selama tiga hari ia jalan-jalan di kota yang ia singgahi itu. Sendirian.
Ada manfaat kabur dari rumah? Tidak. Hanya bisa mengalihkan permasalahan sesaat.