VARTADIY.COM, SOLO-MAKIN (Majelis Agama Konghucu Indonesia) Surakarta Menggelar Doa Raja Hoo Ping Berlangsung Khidmat.
Doa Raja Hoo Ping atau Doa Sebutan digelar di MAKIN Solo
Jln. Drs. Yap Tjwan Bing no. 15 Jagalan, Solo, Minggu,10 September 2023
Ws Adjie Chandra, Pendeta Muda Konghucu kepada media, Minggu, 9 September 2023 mengatakan tanggal 10 September 2023 bertepatan dengan tanggal 26 bulan 7 Tahun Baru Imlek 2574, MAKIN (Majelis Agama Konghucu Indonesia) Surakarta melaksanakan doa doa yang diperuntukkan bagi roh-roh umum.
Maksudnya kepada semua roh termasuk roh-roh yang bukan nenek moyang kita sendiri dan roh-roh yang sudah tidak mendapat perhatian lagi dan sanak saudaranya yang masih hidup.
Baca Juga: Lebih Bergairah, SGS ke-9 berlangsung 1 hingga 31 Oktober 2023 . Diskon Hingga 70 Persen
Dikenal dengan upacara Doa Raja Hoo Ping atau Doa Sebutan.
Menurut legenda/kisah pada Jit Gwe (Tahun Baru Imlek ke 7) pintu akhirat dibuka, para makhluk halus diberi kesempatan turun ke dunia menjenguk kerabatnya, menyambut kehadirannya, khususnya masyarakat Tionghoa. Umat Konghucu, wajib melaksanakan doa zikir untuk menghormati mereka yang dilaksanakan pada tanggal 15 Tahun Baru Imlek ke-7. (Jit Gwe Poa) di rumah masing-masing”, sedangkan di penghujung Jit Gwe sebelum para makhluk halus kembali ke alam aslinya, diadakan upacara Raja Ho Ping untuk menghormati mereka seolah-olah ingin mengantarkan mereka agar segera kembali, MAKIN Surakarta biasanya memilih hari Minggu terakhir di bulan 7 Tahun Baru Imlek (10 September 2023).
Baca Juga: Belasan Ribu Warga MTA Se-Indonesia Serentak Donorkan Darah. Begini Suasananya
Bagi masyarakat Tionghoa yang masih memegang teguh adat istiadat di Jit Gwe, ada pula yang pantang mengadakan kegiatan seperti mertua, hajatan pernikahan, karena menganggap bulan ke 7 Imlek adalah bulan khusus untuk beribadah. Konon doa Raja Hoo Ping juga demikian, merupakan rekomendasi kepada makhluk halus, atau setidaknya simpati manusia yang masih hidup terhadap yang telah meninggal.
Nabi Konfusius mengajarkan untuk memperlakukan orang yang sudah meninggal seolah-olah mereka adalah manusia hidup. Perlu dipahami bahwa kata-kata seperti tidak memiliki arti yang sama, karena bukan orang? Orang yang meninggal itu dulunya adalah orang (yang masih hidup), sehingga pengalaman/jasa-jasanya dan segala kebaikannya sebagai manusia tidak boleh tidak boleh dilupakan.
M.A.K.I.N (Majelis Agama Khonghucu Indonesia) Surakarta sudah puluhan tahun melaksanakan upacara ini, dari tahun ke tahun biasanya semakin banyak masyarakat yang hadir, selain meninggalkan nama nenek moyang yang terpampang di belakang mezbah sembahyang, mereka juga datang untuk berdoa bersama: mereka meyakini bahwa makna berdoa kepada leluhur adalah untuk mengingatkan manusia agar tidak melupakan sejarah atau asal usulnya, tidak melupakan kebaikan, pengabdian dan kasih sayang leluhurnya. Dengan membacakan doa (seolah-olah) para roh diajak menerima dan menikmati sesaji yang disajikan di atas altar.
Upacara sembahyang Raja Hoo Ping merupakan salah satu bentuk pendidikan etika moral dan karakter bagi umat Konghucu khususnya generasi muda. Untuk selalu bersedia membantu orang lain. Selain altar Tuhan Yang Maha Esa, juga disediakan dua jenis altar doa lainnya, yaitu altar doa umum dan altar Vegetarian yang ditujukan untuk menghormati mereka yang hidup vegetarian (tidak makan daging) semasa hidupnya.(***)
Artikel Terkait
Seorang Penonton Meditasi di Depan Lukisan Raja Keraton Yogyakarta