Gemor, Bahan Obat Nyamuk yang Mulai Hilang

- Senin, 6 Maret 2023 | 11:37 WIB
Gemor obat anti nyamuk (Istimewa)
Gemor obat anti nyamuk (Istimewa)

 

 

VARTADIY.com - Salah satu potensi hasil hutan bukan kayu (HHBK) masih dimanfaatkan masyarakat dari zaman dulu sampai sekarang adalah gemor (Nothaphoebe umbelliflora (Blume) Blume), termasuk suku Lauraceae. gemor ditemukan tumbuh liar di hutan rawa gambut, Blok Bagantung, Kecamatan Mantangai, Kalimantan Tengah, tahun 2018.

Kulit batang gemor mengandung getah dan minyak aromatik. Potensi pasar yang cukup menjanjikan serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan.

Mata pemcaharian masyarakat yang tinggal disekitar hutan adalah mencari kulit batang gemor untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kulit batang gemor dihaluskan untuk bahan baku obat nyamuk bakar, dupa, lem/perekat, dan papan partikel. Jika kulit batang yang dihaluskan dicampur dengan tanah, dapat dibentuk menjadi patung dan peralatan rumah tangga.

Baca Juga: Dihelat di Pendapa Art Space Bantul Pameran Seni Rupa Mantra Cinta

Baca Juga: Pentas KOALISI PaSKI: Pesta Banyolan Panen Pujian

Wawancara dengan pengumpul kulit batang gemor di lapangan (Blok Bagantung) pada tahun 2018, menjelaskan biasanya ia menggunakan kelotok/perahu kecil menempuh perjalanan kurang lebih 6 jam menyusuri sungai Mantangai dan sekitar 20 hari bahkan satu bulan berada di hutan untuk berburu pohon tersebut.

Kebiasaan masyarakat dalam mencari gemor adalah berkelompok, setelah sampai di tengah hutan mereka akan berpencar. Jika menemukan pohon gemor akan ditandai, tanda ini menunjukkan bahwa pohon tersebut sudah ada pemiliknya. Lokasi pohon gemor tidak menjadi hak milik bagi orang yang menemukannya, mereka hanya memungut hasil dari kulit batang gemor.

Pohon gemor tinggi mencapai 33 m. Batang merah muda. Daun oval sampai melonjong, helaian kasar, berukuran 6–17x2-6cm, tersusun bersilang, subopposite, pangkal meruncing, kadang-kadang asimetris. Bunga kuning, merah, ditutupi rambut, tumbuh di ketiak daun. Buah lonjong, berukuran 3x1 cm saat kering, hijau mengkilap hingga kemerahan atau hitam saat matang.

Bunganya diserbuki serangga. Buahnya dimakan oleh mamalia kecil. Penanaman dapat disebarkan oleh benih. Penggunaan etnobotani: kayu digunakan untuk membangun rumah. Persebaran Borneo, Cambodia, Jawa, Laos, Lesser Sunda Is., Malaya, Maluku, New Guinea, Philippines, Sulawesi, Sumatera, Thailand, dan Vietnam.

Caranya pohon ditebang, jarak tebang 1 meter dari pangkal pohonnya. Dari pangkal pohon bekas tebangan akan tumbuh tunas sebanyak 4 sampai 5 buah. Tunas yang sudah besar dan berumur 4 sampai 5 tahun atau ukuran batangnya sebesar paha orang dewasa sudah bisa ditebang. Pemanfaatan hanya dengan cara dikupas kulitnya kemudian dikumpulkan, dimasukkan ke dalam karung, dan dibawa dengan perahu klotok.


Sebelum di jual kepada pengepul, biasanya kulit batangnya dijemur terlebih dahulu untuk mengeringkan lendir–lendirnya atau getahnya. Setelah melalui proses pengeringan, kulit batang gemor kemudian dikumpulkan dan dikemas kemudian dijual ke pengepul di Palangkaraya ataupun ke Banjarmasin.

Pengelolaan kulit batang gemor
Kepada pedagang penampung, kulit batang gemor yang sudah kering di jual dengan kisaran harga Rp. 6.500 – Rp. 12.000 per Kilogram atau mencapai Rp1.200.000 sampai Rp1.300.000 satu pikul. Pohon gemor berdiameter 50 cm menghasilkan kulit batang 2 pikul dalam kondisi kering. Andriani dkk. (2017), pohon berdiameter 40 cm menghasilkan kulit sebanyak 500–600 kg/pohon dan beriameter 30 cm menghasilkan kulit kayu sebanyak 250–300 kg/pohon dalam kondisi basah, dihargai antara Rp2.700 sampai Rp3.000/kg.

Halaman:

Editor: Brian Hagar

Tags

Terkini

G2RT Goes to Egypt: Akses Hubungan Global Dagang

Rabu, 29 Maret 2023 | 09:38 WIB

Lima Ide Jualan Online Bulan Puasa, Apa saja?

Sabtu, 11 Maret 2023 | 08:53 WIB
X