VARTADIY.COM, MAGELANG- Kepala Desa dan Lurah di kawasan Jateng - DIY dijadikan ujung tombak literasi keuangan dan partner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan sosialisasi berbagai regulasi keuangan .
"Adanya berbagai kasus penipuan dengan menggunakan fasilitas produk keuangan seperti pinjaman online, perbankan dengan korban warga yang berdomisili di pedesaan. Membuat pengambil keputusan di OJK untuk menggandeng Lurah, Kepala Desa serta Babinsa untuk menjadi agen menyosialisasikan literasi keuangan di pelosok pedesaan di Jateng dan DIY," ujar
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa saat berlangsung Focus Grup Discussion (FGD) OJK dengan wartawan media cetak dan elektronik Jateng DIY di hotel Puri Asri Hotel & Resort Magelang, Jumat, 25 November 2022
Selain Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa bertindak sebagai nara sumber Kepala OJK Solo Eko Yunianto , Kepala OJK DIY Parjiman , Kepala OJK Tegal Novianto Utomo, Kepala OJK Purwokerto Riwin Mirhadi.
Sementara bertindak sebagai moderator Moch. Riezky F Purnomo
Deputi Direktur Manajemen Strategis, EPK, dan Kemitraan Pemerintah Daerah.
Dipaparkan oleh Aman Santosa pihak
OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY bersama Provinsi Jawa Tengah, Kepolisian Daerah Jawa Tengah, dan Industri jasa Keuangan membentuk Forum Kepala Desa dan Lurah Melek Keuangan se-Jawa Tengah dan DIY yang merupakan bagian dari Program Gemi lan Nastiti.
Lurah di daerah perkotaan dan Kepala Desa di kawasan pedesaan dibekali literasi keuangan bakal membantu warganya yang menjadi korban penipuan berkedok pinjaman online namun ilegal juga praktik perbankan ilegal lainnya.
Baca Juga: Undangan Resmi Kaesang - Erina Gudono 11 Desember 2022 di Pura Mangkunegaran Beredar
" Lurah, Kepala Desa atau Babinsa dapat mendampingi warganya yang menjadi korban praktik penipuan pinjaman online ilegal untuk berkonsultasi dengan OJK. Selain itu pihak Lurah, Kepala Desa dan Babinsa secara preventif mensosialisasikan literasi keuangan yang benar sehingga warga desa dapat waspada terhadap praktik investasi bodong," paparnya.
Diakui oleh Aman Santoso pihak Satgas Waspada Investasi (SWI) tidak bisa bekerja sendirian, sehingga harus bersinergi dengan institusi Polri, pemerintah daerah juga tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Selain itu, kegiatan tersebut juga untuk meningkatkan literasi dan inklusi di Jateng.
Data yang diperoleh vartadiy.com berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, tingkat literasi keuangan di Jateng sebesar 47,38%. Persentase itu sudah lebih tinggi dibandingkan indeks literasi nasional 38,03%
Sementara itu, indeks inklusi produk keuangan di Jawa Tengah sebesar 65,71% atau tercatat lebih rendah dibandingkan indeks inklusi keuangan nasional 76,19%.
Artikel Terkait
OJK Solo Sosialisasi Pinjaman Online ke Takmir Masjid di Solo Raya
Kredit Bermasalah BPR/BPRS di Solo Raya Menjadi Perhatian OJK Solo
Doni P. Juwono Mantan Kepala Bank Indonesia Solo, Dilantik Jadi Dewan Komisioner OJK Periode 2022-2027
OJK Menilai Kinerja Intermediasi Terus Meningkat Di Tengah Perlambatan Ekonomi Global